BGN Tinjau SPPG Margomulyo, Serap Produk Petani dan Peternak Lokal dengan Harga Tinggi

Shopee Flash Sale

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Margomulyo di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menjalankan program inovatif dengan melibatkan petani dan peternak lokal sebagai pemasok utama bahan pangan. Langkah ini dilakukan untuk menyokong Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat sekitar.

Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN), Khairul Hidayati, mengapresiasi upaya SPPG Margomulyo dalam memastikan kualitas bahan pangan sekaligus memberdayakan petani dan peternak lokal. Ia menyampaikan bahwa hasil tani dari sekitar daerah dibeli dengan harga yang layak, sehingga memberikan keuntungan langsung bagi masyarakat.

Sinergi dengan Petani dan Peternak Lokal

SPPG Margomulyo secara aktif bekerja sama dengan petani lokal untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan dalam program MBG. Dengan pola pengadaan ini, ketergantungan pada pemasok besar dari luar daerah bisa diminimalisir. Hal ini turut mendukung ketahanan pangan desa dan menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan.

Tidak hanya bahan nabati, kebutuhan protein hewani juga diperoleh dari unit usaha Badan Usaha Milik Kalurahan Bersama (BUMKALMA) Seyegan Margo Manunggal. Produk telurnya berasal langsung dari peternakan lokal yang dikelola oleh Bumkalma. Strategi ini bukan hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan para peternak.

Harga Produk Lokal yang Kompetitif

BGN mencatat bahwa pembelian produk petani dan peternak oleh SPPG Margomulyo dilakukan dengan harga yang tinggi dan adil. Harga tersebut memberikan insentif kepada para pelaku usaha mikro di sektor pertanian dan peternakan. Sistem ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong peningkatan kualitas produk secara berkelanjutan.

Khairul Hidayati menegaskan bahwa mekanisme pembelian yang transparan dan menguntungkan bagi petani lokal menjadi kunci sukses model kerja sama ini. Hal tersebut juga memperkuat posisi desa sebagai pusat produksi pangan yang mandiri dan mampu bersaing.

Manfaat untuk Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal

Program SPPG Margomulyo menunjukkan bagaimana integrasi antara penyediaan makanan bergizi dan pemberdayaan masyarakat bisa berjalan selaras. Dengan menggandeng produsen lokal, program MBG tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi peserta, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan menambah pendapatan warga setempat.

Menurut BGN, model kemitraan seperti yang dijalankan SPPG Margomulyo dapat diperluas ke wilayah lain di Indonesia. Implementasi pola serupa berpotensi mengurangi ketergantungan pangan impor dan memperbaiki struktur ekonomi pedesaan. Keberhasilan ini juga diharapkan mendorong keterlibatan sektor swasta dan pemerintah desa dalam pengelolaan pangan berkelanjutan.

Dorongan BGN untuk Pengembangan Model Kemitraan Lokal

Badan Gizi Nasional berkomitmen untuk terus mendorong seluruh SPPG di Indonesia mengadopsi model pengadaan bahan pangan dari petani dan peternak lokal. Strategi ini selaras dengan visi pembangunan pangan yang berkelanjutan, bertumpu pada pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.

Khairul Hidayati menyatakan bahwa BGN akan memberikan pendampingan serta dukungan regulasi untuk memperluas kemitraan ini. Tujuannya adalah terciptanya ekosistem pangan lokal yang kuat dan mampu memberikan dampak positif ganda: peningkatan gizi masyarakat sekaligus kemajuan ekonomi.

Data Penting Mengenai SPPG Margomulyo dan BUMKALMA

  1. SPPG Margomulyo aktif menggandeng petani dan peternak lokal sebagai pemasok utama.
  2. Hasil tani dan ternak dibeli dengan harga yang kompetitif dan menguntungkan masyarakat.
  3. Unit usaha BUMKALMA Seyegan Margo Manunggal menyediakan kebutuhan protein hewani seperti telur dari peternakan lokal.
  4. Pendekatan ini memperkuat ketahanan pangan desa dan membangun rantai pasok berkelanjutan.
  5. BGN mendorong pengembangan model kemitraan ini ke seluruh Indonesia sebagai strategi pangan lokal berkelanjutan.

Upaya integrasi antara pengadaan pangan yang berkualitas dan pemberdayaan produsen lokal seperti yang dilakukan SPPG Margomulyo menjadi contoh penting bagi pemerintah dan komunitas di seluruh Indonesia. Model kolaboratif ini diharapkan dapat terus dikembangkan untuk menjamin keberlanjutan pangan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button