Investor asing mencatat aliran dana yang berbeda pada saham bank besar Indonesia sepanjang pekan pertama Desember 2025. Hal ini terlihat dari aksi jual bersih di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang mencapai Rp1,7 triliun, sedangkan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) justru menerima pembelian bersih asing sebesar Rp609,8 miliar.
Tekanan jual di saham BBRI tercermin dari penurunan harga saham sebesar 1,08% atau 40 poin ke level Rp3.650 per saham. Secara year-to-date (ytd), kinerja saham BBRI juga melemah sebesar 10,54%. Data RTI mencatat hal ini sebagai sinyal investor asing melepas kepemilikan pada bank terbesar dari segmen mikro dan ritel tersebut.
Aksi Jual Saham Bank Blue Chip oleh Investor Asing
Selain BBRI, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga mengalami tekanan jual asing dengan nilai bersih Rp109,7 miliar. Menariknya, harga saham BBCA justru menguat 0,91% atau 75 poin ke Rp8.300 per saham meskipun secara ytd turun 14,21%. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga terdampak dengan net sell asing sebesar Rp10,1 miliar, diiringi penurunan harga saham 1,27% ke Rp2.330 per saham dan kinerja ytd minus 14,65%.
Aksi Beli Saham Bank Mandiri dan BNI
Sebaliknya, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan pembelian bersih investor asing paling besar di sektor perbankan mencapai Rp609,8 miliar dalam satu pekan. Walaupun harga saham BMRI menurun tipis 0,41% menjadi Rp4.900, minat beli asing menggambarkan kepercayaan terhadap fundamental bank pelat merah ini. Secara ytd, BMRI masih mengalami koreksi harga sebesar 14,04%.
PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) juga mendapat aliran dana asing masuk sebesar Rp35,6 miliar. Meski demikian, saham BBNI ditutup melemah 20 poin ke Rp4.290 per saham dengan penurunan ytd yang relatif kecil, yakni 1,38%. Data ini menunjukkan preferensi investor asing terhadap beberapa bank besar dengan aspek fundamental yang berbeda-beda.
Faktor Fundamental dan Pergerakan Saham
Kondisi ini mengindikasikan adanya seleksi ketat dari investor global terhadap saham bank di Indonesia. Volume net sell di saham BBRI dan BBCA menunjukkan investor mengurangi eksposur pada saham dengan valuasi atau prospek yang kurang menarik, sementara pembelian di BMRI dan BBNI menandakan optimisme terhadap kualitas dan tata kelola kedua bank tersebut.
Bank Mandiri yang mendapat pembelian bersih asing, misalnya, dinilai memiliki fondasi keuangan yang kokoh dan potensi pertumbuhan di masa depan. Sebaliknya, BBRI dan BRIS yang dihindari investor asing harus berbenah agar bisa menarik kembali minat modal asing dan memperbaiki kinerja sahamnya.
Rekapitulasi Net Buy dan Net Sell Saham Bank
- BBRI: Net sell asing Rp1,7 triliun; harga turun 1,08%; ytd -10,54%.
- BBCA: Net sell asing Rp109,7 miliar; harga naik 0,91%; ytd -14,21%.
- BRIS: Net sell asing Rp10,1 miliar; harga turun 1,27%; ytd -14,65%.
- BMRI: Net buy asing Rp609,8 miliar; harga turun 0,41%; ytd -14,04%.
- BBNI: Net buy asing Rp35,6 miliar; harga turun 0,46%; ytd -1,38%.
Investor asing tampak lebih berhati-hati pada saham bank yang kinerja tahunannya belum menunjukkan perbaikan signifikan. Namun, pembelian bersih di Bank Mandiri dan BNI menjadi sinyal positif bagi stabilitas dan potensi pemulihan sektor perbankan nasional di mata pelaku pasar global. Aktifnya aliran modal asing pada saham tertentu juga menunjukkan bahwa pasar masih dinamis dan menarik perhatian investor institusi besar.
Baca selengkapnya di: finansial.bisnis.com