Paramount Protes Keras Akuisisi Warner Bros oleh Netflix, Dampak dan Respons Industri Hiburan

Shopee Flash Sale

Paramount secara resmi mengajukan protes keras terhadap akuisisi Warner Bros. Discovery (WBD) oleh Netflix. Keberatan ini muncul setelah Netflix memenangkan persaingan pembelian aset film dan layanan streaming milik WBD senilai US$72 miliar atau sekitar Rp1.200 triliun.

Kesepakatan yang diumumkan pada 6 Desember 2025 ini menempatkan Netflix sebagai pemenang melawan pesaing kuat lain seperti Paramount, Skydance, dan Comcast. Transaksi dilakukan lewat kombinasi pembayaran tunai dan saham dengan valuasi US$27,75 per saham, menghasilkan nilai ekuitas US$72 miliar dan nilai perusahaan sekitar US$82,7 miliar.

Protes Paramount atas Proses Penjualan

Paramount mengklaim proses penawaran tidak adil dan diduga memihak Netflix. Perusahaan ini sempat mengajukan tawaran untuk membeli seluruh portofolio WBD, termasuk jaringan kabel CNN, dengan harga awal US$24 per saham yang kemudian dinaikkan mendekati US$27 per saham. Namun, WBD lebih responsif terhadap tawaran Netflix yang hanya menargetkan aset berkinerja tinggi seperti studio film dan HBO Max.

Dalam surat keberatan resmi yang dikirimkan oleh pengacara Paramount kepada manajemen WBD, disebutkan bahwa proses penawaran tidak memberi ruang kompetisi yang sehat. Paramount menilai WBD mengarahkan hasil agar Netflix menjadi pemenang demi kepentingan tertentu, sehingga berpotensi merugikan para pemegang saham.

Fokus Netflix pada Aset Berkinerja Tinggi

Netflix memilih untuk membeli hanya sebagian aset tertentu dari WBD, yakni studio film dan layanan streaming HBO Max, tanpa memasukkan jaringan kabel dengan margin keuntungan lebih rendah. Pendekatan ini dinilai lebih selektif dan strategis dibandingkan tawaran Paramount yang mencakup keseluruhan portofolio WBD.

Beberapa aset penting Warner Bros yang menjadi magnet utama dalam transaksi ini adalah waralaba besar seperti Harry Potter, Game of Thrones, dan DC Universe. Kepemilikan aset-Aset ini dipandang sangat menguntungkan untuk pengembangan konten pada platform streaming Netflix.

Analisis dari Para Pengamat

Emma Wall, Kepala Strategi Investasi dari Hargreaves Lansdown, mengibaratkan persaingan ini seperti drama dalam dunia perfilman. Ia menilai tawaran Paramount lebih berat secara finansial karena mencakup bisnis dengan tingkat keuntungan yang kurang baik. Sementara itu, pendekatan Netflix lebih fokus pada bisnis inti yang berkinerja tinggi.

Wall juga mengingatkan bahwa tuntutan terbuka Paramount terhadap proses penjualan dapat berisiko merugikan posisi tawar mereka sendiri. Ia menyatakan, "Jika Anda menyerang secara terbuka, itu bisa merusak tawaran Anda sendiri."

Proses Finalisasi Akuisisi

Kesepakatan antara Netflix dan WBD belum sepenuhnya selesai dan masih memerlukan persetujuan dari otoritas persaingan usaha serta pemegang saham WBD. Estimasi waktu proses pengesahan dan penyelesaian transaksi ini diperkirakan berkisar antara 12 sampai 18 bulan.

Dengan akuisisi ini, Netflix akan semakin memperkuat posisinya sebagai raksasa layanan streaming global. Namun, persaingan ketat dalam industri hiburan digital masih berlanjut, terutama antara para pemain besar seperti Paramount yang terus berusaha menjaga pangsa pasar mereka.

Paramount sendiri tetap konsisten mengawasi proses ini dan kemungkinan akan mengambil langkah hukum lebih lanjut jika menemukan indikasi pelanggaran pada proses akuisisi. Sementara itu, dunia perfilman dan streaming menantikan bagaimana integrasi aset WBD ke dalam platform Netflix akan memengaruhi lanskap industri hiburan di masa depan.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button