Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu, 10 Desember 2025, berhasil menguat 36,54 poin atau setara dengan kenaikan 0,42%. IHSG ditutup pada level 8.693,71 dengan nilai transaksi yang sangat tinggi mencapai Rp19,21 triliun, menandakan antusiasme investor yang kuat di pasar modal domestik.
Penguatan IHSG ini terutama didukung oleh kenaikan signifikan di sektor Infrastruktur dan Energi. Sektor Infrastruktur melonjak sebesar 4,95%, didorong oleh penguatan saham-saham unggulan seperti MORA yang meningkat 19,83%, EXCL naik 7,56%, dan TLKM yang bertambah 1,40%. Sedangkan sektor Energi juga naik 2,03% dipimpin oleh saham BUMI yang melejit 21,32% dan ENRG yang naik 5,76%.
Performa Saham BUMI dan DEWA yang Moncer
Saham BUMI menjadi sorotan utama lantai bursa dengan kenaikan luar biasa 21,32% ke harga Rp330 per saham. Lonjakan ini membuat BUMI tidak hanya menjadi top volume dan top value, tetapi juga menjadi top leading mover pada perdagangan hari itu. Selain BUMI, saham DEWA juga mencatatkan performa gemilang dengan nilai transaksi yang besar, menjadi penggerak utama penguatan pasar.
Investor memperlihatkan minat yang kuat terhadap saham-saham energi dan infrastruktur yang merupakan sektor penopang utama IHSG hari ini. Kedua sektor ini berhasil menopang kenaikan indeks di tengah tekanan jual yang terjadi pada sektor keuangan dan properti.
Tekanan Jual di Sektor Keuangan dan Properti
Sektor Keuangan mengalami koreksi sebesar 0,65%, menjadi sektor yang memberikan tekanan terbesar terhadap IHSG. Pelemahan terjadi pada saham-saham perbankan besar seperti BBCA yang turun 0,62% ke level Rp8.050 dan BBRI yang melemah 0,54% ke Rp3.660. Selain itu, saham konglomerasi DSSA juga menurun 2,27%, memperkuat sentimen negatif di sektor ini.
Sektor Properti juga melemah sebesar 0,43%. Kedua sektor ini memberikan kontras yang kuat terhadap sektor infrastruktur dan energi yang justru mengalami kenaikan signifikan hari ini. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan IHSG masih didominasi oleh sentimen positif pada sektor-sektor infrastruktur dan energi, sementara sektor keuangan dan properti menghadapi tekanan jual.
Data Perdagangan yang Mencerminkan Minat Investor
Volume perdagangan saham mencapai 42,58 miliar saham, menandakan likuiditas tinggi dan aktivitas transaksi yang padat. Total nilai transaksi yang menembus Rp19,21 triliun menunjukkan bahwa investor masih optimistis terhadap prospek pasar, khususnya pada saham-saham lapis satu dan lapis dua.
Selain BUMI dan DEWA, saham lain seperti CTTH dan KIOS juga mencatat kenaikan dramatis masing-masing sebesar 34,83% dan 34,59%. Kenaikan ini menunjukkan adanya minat spekulatif yang tinggi pada saham mid-cap dan small-cap, menambah dinamika positif pada pasar modal hari ini.
Pergerakan IHSG dan Faktor Pasar Pendukung
Selama perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi harian di 8.720,88 sebelum menutup sesi di level 8.693,71. Penguatan indeks juga tercermin pada indeks LQ45 yang naik 0,57% ke level 852,86. Di pasar komoditas, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sedikit melemah ke US$58,35 per barel, sementara nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS stabil di Rp16.677.
Faktor fundamental dan sentimen makro menunjukkan bahwa sektor energi dan infrastruktur tetap menjadi katalis utama pertumbuhan IHSG. Kinerja positif ini kemungkinan besar akan berlanjut jika dukungan dari performa sektor tersebut tetap konsisten pada perdagangan berikutnya.
Investor disarankan untuk memantau kesinambungan penguatan sektor energi dan infrastruktur sambil mengamati pergerakan saham blue chips lainnya yang saat ini relatif tertahan. Strategi investasi yang fokus pada sektor-sektor unggulan dapat menjadi pilihan untuk memanfaatkan momentum kenaikan pasar.
Baca selengkapnya di: www.suara.com





