Sentimen The Fed Dorong Rupiah Menguat ke Rp16.663, Tembus Level Positif Hari Ini

Rupiah menunjukkan penguatan tipis pada penutupan pasar Kamis, 11 Desember 2025. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp 16.663 per dolar AS, naik 0,07 persen dibandingkan hari sebelumnya yang berada di Rp 16.688 per dolar AS.

Penguatan rupiah ini tidak lepas dari sentimen pelemahan dolar AS setelah The Fed melakukan pemangkasan suku bunga. Langkah ini memberikan dorongan positif bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed terhadap Rupiah

Kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed dinilai telah melemahkan posisi dolar AS secara global. Pelemahan dolar kemudian membuat rupiah menguat karena daya tarik investasi di aset berdenominasi rupiah meningkat. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menyatakan, "Rupiah menguat tipis terhadap dolar AS yang melemah paska pemangkasan suku bunga oleh The Fed."

Namun, penguatan rupiah tetap terbatas akibat adanya kekhawatiran investor menjelang keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pekan depan. Ketidakpastian kebijakan BI membuat rupiah kurang mampu melaju lebih kuat.

Pergerakan Mata Uang Asia Lainnya

Selain rupiah, beberapa mata uang Asia juga menunjukkan fluktuasi pada hari yang sama. Berikut adalah penguatan dan pelemahan mata uang utama Asia:

  1. Peso Filipina mengalami penguatan terbesar sebesar 0,4 persen.
  2. Ringgit Malaysia naik 0,29 persen.
  3. Baht Thailand terkerek 0,17 persen.
  4. Yuan China menguat 0,12 persen.
  5. Dolar Hongkong menguat tipis 0,01 persen.

Sementara itu, ada beberapa mata uang yang mengalami koreksi:

  1. Rupee India melemah 0,54 persen.
  2. Dolar Taiwan turun 0,21 persen.
  3. Won Korea Selatan ambles 0,19 persen.
  4. Dolar Singapura turun 0,13 persen.
  5. Yen Jepang melemah 0,006 persen.

Perkiraan Pergerakan Rupiah ke Depan

Menurut Lukman Leong, rupiah diperkirakan akan bergerak secara terbatas dan berkonsolidasi dalam rentang Rp 16.600 hingga Rp 16.750 per dolar AS. Investor masih menunggu serangkaian data ekonomi penting dari AS dan hasil rapat Dewan Gubernur BI (RDGBI) yang akan menjadi penentu arah suku bunga.

"Berat bagi rupiah melanjutkan penguatan mengingat adanya ketidakpastian kebijakan BI dan volatilitas data ekonomi AS," jelas Lukman. Hal ini membuat potensi pelemahan rupiah tetap terbatas.

Kurs Jisdor Bank Indonesia dan Kondisi Pasar Spot

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada hari yang sama tercatat di level Rp 16.688 per dolar AS. Kurs ini sedikit berbeda dari pasar spot yang menutup pada Rp 16.663 per dolar AS. Perbedaan ini mencerminkan dinamika pasar yang cukup wajar.

Kesimpulannya, rupiah saat ini berada dalam posisi yang cukup kuat didukung sentimen positif dari pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, sentimen dari dalam negeri seperti keputusan suku bunga BI dan data ekonomi yang akan dirilis masih menjadi faktor utama yang menekan pergerakannya. Rupiah diharapkan bergerak konsolidatif menunggu perkembangan kebijakan moneter global dan domestik.

Baca selengkapnya di: www.suara.com
Exit mobile version