BRI: Perjalanan dari Warisan Raden Bei Aria Wirjaatmadja hingga Holding Ultra Mikro

Shopee Flash Sale

BRI, Dari Warisan Perintis Raden Bei Aria Wirjaatmadja Sampai Holding Ultra Mikro

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI menorehkan sejarah panjang selama 130 tahun. Perjalanan BRI berawal dari gagasan Raden Bei Aria Wirjaatmadja pada tahun 1895 yang berfokus pada pemberdayaan rakyat melalui layanan keuangan mikro.

Raden Bei Aria Wirjaatmadja, seorang bangsawan Jawa dan Patih Purwokerto, merancang sistem simpan pinjam yang aman dan berbasis gotong royong. Inisiatif ini lahir untuk melawan praktik rentenir yang membebani masyarakat pribumi kala itu.

Konsep tersebut menjadi dasar berdirinya "De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren," bank simpan pinjam pertama bagi pegawai pribumi di Purwokerto. Ini adalah tonggak sejarah gerakan keuangan mikro di Indonesia yang kemudian berkembang menjadi BRI.

Seiring waktu, BRI tumbuh dan bertransformasi menyesuaikan kondisi zaman. BRI saat ini mengadopsi digitalisasi layanan dan memperkuat ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Langkah ini memastikan akses keuangan dapat menjangkau pelosok tanah air.

Corporate Secretary BRI, Dhanny, menekankan bahwa ulang tahun ke-130 menjadi momen refleksi sekaligus penegasan jati diri BRI sebagai bank rakyat. "Peringatan 130 tahun BRI bukan hanya merayakan panjangnya perjalanan, tetapi juga menegaskan jati diri kami sebagai bank dengan DNA Kerakyatan," ujarnya.

Semangat pendiri terus menginspirasi transformasi BRI di era digital. Komitmen BRI adalah menghadirkan layanan yang inklusif dan mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Ini penting untuk membangun kesejahteraan ekonomi nasional.

Saat ini, BRI banyak berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi rakyat. Holding Ultra Mikro (UMi) yang mencakup BRI, Pegadaian, dan PNM telah mencapai 34,5 juta debitur aktif pada September 2025. Mereka mengelola 185 juta rekening simpanan mikro di seluruh Indonesia.

Holding UMi juga menghadirkan jaringan yang luas sebagai berikut:

  1. Lebih dari 15.000 outlet fisik
  2. 1.035 outlet SenyuM
  3. 687.000 lebih e-channel BRI
  4. Sekitar 79.000 tenaga pemasar dan financial advisor

Selain itu, BRI memperluas akses keuangan hingga ke pelosok dengan 1,2 juta AgenBRILink, tersebar di 66.649 desa — lebih dari 80% dari seluruh desa di Indonesia. AgenBRILink memfasilitasi 913 juta transaksi finansial dengan total volume mencapai Rp1.440 triliun.

Model kemitraan ini memperkuat posisi BRI sebagai pendorong utama aktivitas ekonomi di tingkat akar rumput. Kontribusi tersebut relevan dengan semangat awal pendiri yang berorientasi memberdayakan masyarakat kecil.

Di masa depan, BRI terus bertumbuh dan berinovasi untuk mendukung perekonomian inklusif. Peringatan 130 tahun menjadi momentum untuk menjaga warisan inspiratif Raden Bei Aria Wirjaatmadja. BRI bertekad melanjutkan peran strategisnya dalam membawa Indonesia menuju kemajuan ekonomi yang lebih merata.

Perjalanan BRI yang bermula dari langkah kecil di Purwokerto kini telah berkembang menjadi lembaga keuangan terbesar dan terluas di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa fondasi yang kuat dan visi kerakyatan mampu melahirkan dampak jangka panjang bagi bangsa.

BRI tetap menjadi simbol bank rakyat yang selalu hadir untuk memenuhi kebutuhan jutaan pelaku UMKM. Dengan inovasi teknologi dan jaringan luas, BRI siap mengawal masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Baca selengkapnya di: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button