Advertisement

Volume Pergerakan Pesawat di Soetta Diprediksi Menurun Dibanding Periode Libur Panjang Mendatang

Bandara Internasional Soekarno-Hatta diperkirakan mengalami penurunan pergerakan pesawat selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dibandingkan periode Nataru 2024-2025. Meski trafik harian mendekati angka normal sebelum pandemi, secara total jumlah pergerakan pesawat menurun sekitar 2 persen.

Menurut data dari AirNav Indonesia, realisasi penerbangan antara 18 hingga 28 Desember 2025 sedikit melandai dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat mengalami kenaikan 3,14 persen dengan 31.900 pergerakan pesawat. Puncak arus keberangkatan terjadi pada 24 Desember 2025, mencapai 1.191 pergerakan pesawat.

Kondisi Lalu Lintas Udara Dan Prediksi Arus Balik
Puncak arus balik diprediksi terjadi pada 4 Januari 2026 dengan volume penerbangan lebih dari 1.100 penerbangan. Bandara Soekarno-Hatta diperkirakan melayani total 20.000 pergerakan pesawat hingga masa penutupan operasi. Jumlah ini menandakan pemulihan trafik yang signifikan meski secara kumulatif masih ada penurunan tipis.

Untuk menghadapi kondisi cuaca yang berubah-ubah, terutama jarak pandang rendah dan angin kencang, AirNav Indonesia telah mengaktifkan prosedur mitigasi khusus. Beberapa bandara alternatif seperti Palembang, Semarang, Surabaya, dan Singapura disiapkan sebagai lokasi pengalihan jika pendaratan darurat diperlukan.

Persiapan Personel dan Pengelolaan Operasi
Sebanyak 566 personel, termasuk pemandu lalu lintas udara dan teknisi, dikerahkan tanpa cuti selama periode Nataru ini. Hal ini untuk memastikan kelancaran layanan dan keselamatan penerbangan tetap terjaga. Hingga saat ini, gangguan cuaca yang berdampak pada operasional masih dapat dikendalikan dengan baik.

Hanya satu penerbangan internasional, rute Sydney-Jakarta dari maskapai Qantas, yang dialihkan ke Singapura pada pertengahan Desember 2025 karena cuaca ekstrem.

Rute Dominan dan Realisasi Extra Flight
Rute internasional yang paling banyak dilayani adalah Singapura dan Kuala Lumpur. Sedangkan untuk penerbangan domestik, tujuan utama tetap Denpasar dan Medan. Dari sekitar 900 usulan penerbangan tambahan atau extra flight, realisasi harian mencapai 70 persen.

Pergerakan pesawat yang relatif menurun ini dipengaruhi berbagai faktor, termasuk cuaca dan penyesuaian operasional oleh maskapai dan pengelola bandara. Meski begitu, Soekarno-Hatta menunjukkan kinerja yang hampir kembali ke angka sebelum pandemi dengan antisipasi matang terhadap tantangan cuaca selama masa libur panjang Natal dan Tahun Baru.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button