Alasan Garuda Hanya Tambah Satu Pesawat Setelah Suntikan Dana, Apa Strateginya?

Shopee Flash Sale

PT Garuda Indonesia hanya menambah satu unit pesawat setelah menerima suntikan dana dari Danantara Asset Management. Rencana awal untuk membeli empat pesawat harus dikaji ulang seiring dengan fokus pada perbaikan armada yang sudah ada.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny H Kairupan, menjelaskan bahwa dari empat pesawat yang mencapai tahap letter of intent (LOI), hanya satu unit yang tetap dilanjutkan karena sudah dibayarkan uang muka. Tiga pesawat lainnya ditunda dahulu karena perusahaan harus memperbaiki terlebih dahulu kondisi pesawat yang ada agar beban pembayaran ke lessor tidak membebani keuangan.

Alasan Penundaan Penambahan Armada

Menurut Glenny, langkah menunda penambahan tiga pesawat tersebut merupakan strategi untuk memperkuat kondisi keuangan dan operasional perusahaan sebelum memulai ekspansi armada baru. Ia menegaskan bahwa fokus utama adalah agar dalam dua tahun ke depan perusahaan dapat kembali sehat dan memenuhi cita-cita pendirinya.

Selain aspek penguatan keuangan, faktor pemeliharaan pesawat lama menjadi prioritas. Dengan melakukan perbaikan dan pemeliharaan lebih intensif, Garuda berharap dapat mengoptimalkan armada yang sudah ada sehingga tidak terjadi pemborosan keuangan akibat pembayaran sewa pesawat yang belum bisa dioperasikan dengan maksimal.

Penggunaan Dana Suntikan Modal

Garuda Indonesia mendapat persetujuan pemegang saham untuk penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) sekitar Rp 23,67 triliun. Dana ini disalurkan oleh PT Danantara Asset Management dengan kombinasi setoran tunai sebesar Rp 17,02 triliun dan konversi utang pemegang saham Rp 6,65 triliun.

Dari total dana tersebut, sekitar Rp 8,7 triliun dialokasikan untuk modal kerja Garuda Indonesia, termasuk keperluan pemeliharaan dan perawatan armada. Sisanya, Rp 14,9 triliun dialokasikan untuk menopang operasional Citilink. Selain itu, sebagian dana juga digunakan untuk pelunasan kewajiban pembelian avtur ke Pertamina untuk periode 2019-2021.

Manfaat Prioritaskan Perbaikan Armada

Pentingnya pemulihan dan pemeliharaan armada lama menjadi alasan strategis bagi Garuda untuk menahan ekspansi armada baru. Bila tidak diperbaiki, biaya sewa pesawat kepada lessor akan terus membebani keuangan perusahaan.

“Kalau tidak perbaiki dahulu, kami akan terus bayar ke lessor,” jelas Glenny. Kondisi ini menuntut Garuda untuk lebih fokus pada stabilisasi operasional dan efisiensi sebelum ekspansi lebih besar dilakukan.

Strategi Jangka Menengah Garuda

Kebijakan menambah hanya satu unit pesawat sekaligus menunda tiga lainnya merupakan bagian dari strategi jangka menengah untuk meningkatkan rasio keuangan. Garuda ingin memastikan likuiditas dan kesehatan perusahaan lebih kuat dalam waktu dua tahun ke depan.

Berikut poin penting strategi Garuda terhadap armada pasca suntikan dana:

  1. Tambah satu unit pesawat yang sudah memiliki DP.
  2. Tunda pengadaan tiga unit pesawat lain yang sudah dalam tahap LOI.
  3. Fokus perbaikan dan pemeliharaan armada guna mengurangi biaya sewa.
  4. Gunakan dana suntikan modal secara proporsional untuk modal kerja dan operasional armada.
  5. Menjaga kesehatan keuangan agar perusahaan dapat kembali optimal.

Dengan langkah ini, Garuda Indonesia berharap memperbaiki kinerja keuangan dan operasional setelah masa berat akibat pandemi dan utang. Suntikan dana dari Danantara menjadi momentum penting untuk penataan ulang strategi armada.

Garuda menghadapi tantangan besar dalam mengelola armada dan keuangan demi mempertahankan posisi sebagai maskapai penerbangan nasional. Penundaan penambahan pesawat bukan hanya soal financial, tapi juga upaya pengelolaan risiko yang matang. Fokus utama mereka adalah menciptakan kondisi sehat agar dapat beroperasi secara berkelanjutan dan membangun kembali kepercayaan pemangku kepentingan.

Langkah Garuda menambah hanya satu unit pesawat pasca suntikan dana menjadi bukti kebijakan prudent yang mengedepankan stabilisasi operasional di tengah upaya pemulihan dan pertumbuhan. Strategi ini diharapkan mampu membawa maskapai kembali ke jalur positif dan memperkuat fundamentalisme bisnis secara menyeluruh.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button