Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan telah mencapai lebih dari 200 juta peserta di seluruh Indonesia. Program ini merupakan bagian dari strategi edukasi keuangan yang dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pelaku jasa keuangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan data tersebut saat menjadi pembicara utama dalam acara Financial Healing. Hingga Oktober 2025, program edukasi dan literasi yang dijalankan mencapai 42.121 kegiatan.
Kolaborasi dan Sinergi untuk Edukasi Keuangan
Friderica menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari orkestrasi dan sinergi berkelanjutan antar berbagai pihak terkait. OJK bekerja sama dengan Katadata dan stakeholder lain demi memperluas jangkauan edukasi keuangan. Kerja sama ini menjadi kunci untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat.
Program ini juga berfokus mendorong generasi muda agar lebih cerdas dan siap menghadapi tantangan keuangan. OJK berharap generasi ini dapat merencanakan masa depan finansialnya dengan matang tanpa harus mengalami kegagalan atau “trial and error.”
Tantangan Besar dalam Meningkatkan Literasi Keuangan
Meski menjangkau ratusan juta peserta, tantangan literasi keuangan di Indonesia masih sangat besar. Friderica mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai bentuk penipuan atau scam yang semakin marak. Menurut data Indonesia Anti-Scam Center per November 2025, kerugian akibat scam sudah mencapai Rp7,3 triliun dengan lebih dari 323 ribu laporan.
Indonesia mengalami jumlah laporan scam tertinggi dibanding dengan negara lain. Rata-rata sehari Indonesia menerima 800-1000 laporan, jauh lebih banyak dibanding negara lain yang hanya 150-200 laporan per hari.
Modus Penipuan yang Masih Marak
Beberapa modus scam yang banyak dilaporkan antara lain:
- Penipuan transaksi belanja dengan kerugian di atas Rp1 triliun.
- Fake call atau panggilan palsu, di mana pelaku berpura-pura sebagai teman atau anggota keluarga yang membutuhkan uang secara mendesak.
- Penipuan investasi bodong yang sering menargetkan anak muda yang tertarik berinvestasi.
Friderica mengungkapkan kasus tersebut sangat memprihatinkan dan menuntut upaya perlindungan dari semua pihak.
Peran Masyarakat dan OJK dalam Perlindungan Konsumen
OJK menempatkan perlindungan konsumen sebagai tugas utama dalam menangkal berbagai ancaman keuangan. Namun, masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaan dan membekali diri agar tidak mudah terjebak dalam penipuan. Edukasi keuangan yang terus digalakkan diharapkan mampu memperkuat kemampuan masyarakat dalam menghadapi risiko dan memilih produk keuangan yang tepat.
Dengan demikian, Gerakan Nasional Cerdas Keuangan tidak hanya soal menyediakan informasi, tapi juga membangun kesadaran dan ketahanan finansial dalam jangka panjang. OJK akan terus mengembangkan inovasi dan memperluas jangkauan program agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang mendapatkan manfaat.





