ISRF 2025: Inovasi Beras Rendah Karbon Dorong Transformasi Pertanian Indonesia

Shopee Flash Sale

International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 digelar di Jakarta pada 17–18 November 2025 dengan fokus menegaskan pentingnya transformasi pertanian padi yang rendah karbon di Indonesia. Forum ini sekaligus membuka peluang pasar beras berkelanjutan yang ramah lingkungan bagi konsumen domestik dan global.

Menurut World Resources Institute, budidaya beras menyumbang sekitar 1,0 gigaton CO₂e emisi gas rumah kaca setiap tahun. Praktik irigasi yang tidak efisien dan penggunaan agrokimia berlebihan menjadi penyebab utama tingginya emisi tersebut. Karena beras adalah makanan pokok lebih dari separuh populasi dunia, peralihan ke pertanian padi rendah karbon menjadi agenda mendesak bagi ketahanan pangan global.

ISRF 2025 diinisiasi oleh organisasi internasional seperti Preferred by Nature, Sustainable Rice Platform (SRP), Rikolto, dan International Rice Research Institute (IRRI). Forum mengusung tema “Low Carbon Rice. High Global Impact.” sebagai komitmen untuk mendorong inovasi praktik pertanian dan rantai nilai berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan pemerintah Indonesia berkomitmen memperkuat ketahanan pangan dengan produksi beras, jagung, dan protein yang lebih produktif dan tahan iklim. Dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan mengembangkan sektor pertanian melalui varietas unggul, mekanisasi, dan teknologi baru.

Zulkifli Hasan menyatakan, “Tujuannya memastikan pangan bergizi dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.” Pemerintah akan bekerja sama dengan mitra internasional untuk mempercepat inovasi ini. Hal ini menunjukkan langkah strategis Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan kebutuhan pangan masa depan.

Dukungan internasional terhadap transformasi pertanian beras juga semakin kuat. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Denis Chaibi, menyatakan kesiapan Uni Eropa mendukung program SWITCHAsia. Program ini bertujuan mendorong praktik pertanian hijau, memperkuat rantai nilai regional, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.

Denis Chaibi menyatakan, “Dengan kolaborasi yang tepat, kita dapat membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh dunia.” Pernyataan ini menunjukkan harapan besar terhadap kemitraan global dalam menghadapi tantangan iklim melalui produksi pangan berkelanjutan.

Forum ISRF 2025 dihadiri oleh pembuat kebijakan, peneliti, petani, penggilingan, dan lembaga donor internasional. Forum ini menjadi ruang dialog strategis untuk mempercepat adopsi metode bertani padi rendah karbon dan inovasi teknologi yang ramah lingkungan. Strategi konkret disusun untuk memastikan perubahan nyata di lapangan.

Peter Feilberg, Executive Director Preferred by Nature, menilai sektor perberasan memiliki potensi besar menyumbang mitigasi perubahan iklim. Menurutnya, perlu ada sinergi antara sains, kebijakan, dan praktik di lapangan agar transformasi berlansung efektif.

Ia mengatakan, “Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan bergerak bersama menuju sistem pangan yang lebih tangguh, tanah lebih sehat, dan iklim lebih stabil.” Komitmen kolaboratif ini menjadi kunci utama dalam realisasi pertanian beras rendah karbon di Indonesia.

Faktor-faktor penting dalam transformasi beras rendah karbon di Indonesia:

  1. Pengembangan varietas padi unggul yang tahan iklim
  2. Penerapan mekanisasi pertanian modern untuk efisiensi produksi
  3. Pengurangan penggunaan agrokimia dan irigasi hemat air
  4. Kolaborasi lintas pihak mulai pemerintah, swasta, dan lembaga internasional
  5. Pendidikan dan pelatihan petani untuk adopsi teknologi berkelanjutan

ISRF 2025 memberikan momentum bagi Indonesia untuk memimpin inovasi pertanian rendah karbon di Asia Tenggara. Peran aktif berbagai pihak diharapkan memperkuat hasil produksi beras sekaligus menjaga keberlangsungan lingkungan. Pemerintah dan mitra internasional menunjukkan komitmen solid dalam menghadapi perubahan iklim melalui transformasi sistem pertanian nasional.

Baca selengkapnya di: www.medcom.id

Berita Terkait

Back to top button