Laba Bank Digital Kuartal III/2025 Masih Moncer, Apa Saja Faktor Pendorong Utamanya?

Shopee Flash Sale

Laba bank digital pada kuartal III tahun 2025 masih menunjukkan tren positif yang kuat. Data menunjukkan sebagian besar bank digital berhasil mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan hingga September 2025.

Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yang mendukung kinerja mereka dalam situasi ekonomi saat ini. Ekonom dari Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menjelaskan salah satu pendorong penting adalah membaiknya aktivitas ekonomi di Indonesia.

Aktivitas Transaksi Online yang Meningkat

Myrdal menyatakan bahwa peningkatan transaksi online dari sektor transportasi online dan marketplace sangat berpengaruh terhadap pendapatan bank digital. Bank-bank digital yang terhubung dengan penyedia layanan tersebut secara langsung merasakan dampak positif dari meningkatnya aktivitas pengguna.

Saat transaksi digital meningkat, volume pemakaian layanan perbankan digital ikut naik. Hal ini secara otomatis meningkatkan pendapatan bukan hanya dari fee transaksi tetapi juga dari produk keuangan digital yang mereka tawarkan.

Iklim Suku Bunga yang Mendukung

Faktor lain yang turut mendorong laba bank digital adalah tren penurunan suku bunga acuan. Penurunan ini membuka peluang bagi bank digital untuk memperlebar margin bunga atau spread bunga mereka. Dengan kondisi suku bunga yang lebih rendah, biaya dana jadi lebih murah sehingga keuntungan dari pinjaman dan produk simpanan bisa meningkat.

Efisiensi operasional juga menjadi faktor penting dalam memperbaiki kinerja bank digital. Dengan struktur biaya yang lebih ramping, beban operasional dapat ditekan sehingga laba bersih turut meningkat.

Kinerja Bank Digital Terpilih Kuartal III/2025

Beberapa bank digital utama di Indonesia melaporkan pertumbuhan laba double digit pada periode ini. Contohnya:

  1. PT Bank Seabank Indonesia (Seabank)
  2. PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI)
  3. PT Bank Jago Tbk. (ARTO)
  4. PT Bank Amar Tbk. (AMAR)
  5. PT Bank Neo Commerce (BBYB)
  6. PT Bank Digital BCA (BCA Digital/blu)

Sementara itu, ada juga bank yang berhasil membalikkan keadaan dari rugi menjadi laba seperti PT Superbank Indonesia dan PT Bank Aladin Syariah Tbk. Namun, laba PT Hibank Indonesia mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Rekomendasi Saham Bank Digital

Myrdal menilai valuasi saham bank digital saat ini termasuk mahal. Indikator seperti price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV) menunjukkan harga saham yang relatif tinggi dibandingkan kinerja fundamental.

Investor disarankan untuk lebih fokus pada strategi trading jangka pendek daripada investasi jangka panjang. Potensi aksi hold untuk jangka panjang dirasa terbatas kecuali jika didukung oleh data bisnis dan informasi non-teknis yang kuat.

Penting untuk diingat bahwa keputusan investasi tetap sepenuhnya ada di tangan investor dan harus berdasarkan pertimbangan yang matang.

Prospek dan Tantangan Bank Digital

Kinerja positif bank digital diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun 2025. Faktor musiman seperti peningkatan aktivitas transaksi di akhir tahun biasanya mendorong pendapatan perbankan pada sisi kredit dan nonkredit.

Namun, persaingan yang ketat dan valuasi yang tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku industri dan investor. Bank digital harus terus meningkatkan efisiensi dan inovasi produk agar bisa mempertahankan momentum pertumbuhan laba mereka.

Peran teknologi dan sinergi dengan ekosistem digital menjadi hal krusial yang menentukan keberhasilan mereka di masa depan. Dengan terus beradaptasi, bank digital berpeluang mendongkrak keuntungan sekaligus memperluas pangsa pasar di tengah dinamika ekonomi yang berubah cepat.

Baca selengkapnya di: finansial.bisnis.com

Berita Terkait

Back to top button