Survei Terbaru: Strategi Promosi Paling Efektif Genjot Penjualan Produk di E-Commerce

Shopee Flash Sale

Pengusaha UMKM kini semakin menyadari bahwa biaya yang dikeluarkan di platform e-commerce bukan sekadar beban. Survei oleh Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan bahwa seller menyikapi komponen biaya ini sebagai investasi strategis untuk meningkatkan penjualan.

Riset ini dilakukan pada September hingga Oktober 2025 dengan survei kuantitatif ke 602 pelaku UMKM dan wawancara mendalam. Hasilnya memperlihatkan mayoritas seller paham dan mampu memanfaatkan biaya administrasi, diskon, serta iklan untuk memperbesar eksposur produk.

Komponen Biaya E-Commerce yang Paling Dikenal Seller

Berdasarkan temuan KIC, berikut urutan komponen biaya yang paling banyak diketahui oleh seller:

  1. Admin fee/komisi (41,5%)
  2. Payment fee (34,2%)
  3. Ongkos kirim subsidi (29,1%)
  4. Diskon/promo (13,8%)
  5. Biaya operasional tambahan (9,3%)
  6. Biaya iklan/ads (7,3%)
  7. Biaya kampanye/campaign (1,3%)
  8. Lainnya (21,1%)

Sebagian besar seller pun menilai biaya ini sebanding dengan manfaat yang diterima, seperti peningkatan visibilitas produk dan traffic pembeli, dengan skor kepuasan rata-rata mencapai 8,39 dari skala 10.

Promosi dan Diskon Jadi Strategi Utama

Alokasi terbesar biaya penggunaan e-commerce diarahkan ke program diskon atau promo, yakni 16,7%. Biaya operasional tambahan menyusul dengan 15,1%, lalu admin fee/komisi (14,5%), biaya iklan (14,2%), dan kampanye (13,7%). Strategi harga dan promosi tetap menjadi pendekatan utama yang dipakai seller dalam menarik pembeli dan menaikkan volume penjualan.

Di sisi lain, biaya iklan dan kampanye berbayar cukup tinggi terutama pada platform yang populer seperti TikTok Shop (15,4%), Tokopedia (15,2%), dan Shopee (13,8%). Shopee secara khusus menjadi kanal prioritas penjualan bagi 57,8% seller karena fitur iklan yang efektif dan kemampuan berinteraksi dengan pembeli secara mudah.

Efektivitas Platform E-Commerce untuk UMKM

Mayoritas seller mengakui bahwa platform e-commerce berhasil mengerek performa bisnis mereka. Data survei menunjukkan 97,2% seller mengalami peningkatan jumlah pembeli, 93,3% mencatat kenaikan produk terjual, dan 91,7% melaporkan omzet yang naik signifikan setelah aktif berjualan online.

Fakhridho Susilo, Direktur Eksekutif KIC, menyatakan bahwa kesadaran seller akan struktur biaya dan manfaatnya sudah tinggi dengan rata-rata skor pemahaman 8,38 dari 10. Sebanyak 92,7% seller merasa paham mekanisme biaya platform, sementara sisanya masih butuh pendampingan dalam pengelolaan biaya strategi.

Tantangan Pengelolaan Biaya Biaya dan Campaign

Meski mayoritas sudah mampu mengelola biaya dengan baik, sekitar 31,7% seller mengakui masih mengalami kesulitan mengatur biaya platform khususnya dalam program promosi dan campaign. Namun, 68,3% merasa tidak mengalami kendala berarti dan telah menerapkan sistem pengelolaan biaya yang efektif.

Respons Pelaku UMKM terhadap Biaya Tambahan

Seorang pelaku UMKM, Diah Ayu Normalitasari, menyampaikan bahwa biaya tambahan di e-commerce merupakan bagian dari investasi yang harus diterima. Konsumen pun mulai memahami alasan kenaikan harga karena terkait biaya platform dan promosi yang berjalan.

"Customer paham ada biaya platform dan tetap membeli, serta mengerti karena sering belanja online," katanya. Ini menunjukkan perubahan pola pikir konsumen terhadap perdagangan digital yang makin matang.

Survei KIC ini memperkuat posisi platform e-commerce sebagai kanal sales yang efektif dengan dukungan fitur promosi yang mendorong pertumbuhan UMKM. Dengan pemahaman dan pengelolaan biaya yang semakin baik, pelaku UMKM mampu memaksimalkan potensi pasar digital secara optimal.

Berita Terkait

Back to top button