Mengenal Sosok Pemilik Superbank: Dukung Investor Besar dari Singapura dan Korea Selatan

Shopee Flash Sale

PT Super Bank Indonesia Tbk (Superbank) saat ini didukung oleh konsorsium investor kelas kakap yang berasal dari Asia, khususnya Singapura dan Korea Selatan. Kepemilikan mayoritas sebesar 31,11% berada di tangan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melalui entitas PT Elang Media Visitama. Konsorsium strategis ini juga melibatkan Grab dari Singapura, Singtel, serta KakaoBank dari Korea Selatan sebagai pemain utama.

Superbank merupakan transformasi dari PT Bank Fama International yang berdiri sejak 1993. Pada akhir 2021, EMTK mengakuisisi bank ini dan memulai proses transformasi besar. Pada awal 2022, Grab dan Singtel bergabung sebagai bagian dari ekosistem, kemudian disusul oleh KakaoBank pada 2023. Perubahan nama menjadi Superbank serta pemindahan kantor pusat ke Jakarta menandai era baru bank digital ini.

Struktur Kepemilikan Superbank

Struktur saham Superbank memperlihatkan kerjasama erat antara perusahaan Indonesia dan investor regional. Berikut rincian kepemilikannya:

  1. PT Elang Media Visitama (EMTK) – 31,11%
  2. PT Kudo Teknologi Indonesia (Grab) – 19,16%
  3. GXS Bank Pte. Ltd. (Singapura) – 12,00%
  4. KakaoBank Corp. (Korea Selatan) – 9,95%
  5. Singtel Alpha Investments – 8,46%

Kepemilikan EMTK memberikan akses strategis ke ekosistem media digital besar di Indonesia. Grab memungkinkan integrasi layanan Superbank ke dalam aplikasi mereka yang digunakan jutaan orang. KakaoBank membawa pengalaman dan teknologi dari Korea Selatan untuk meningkatkan layanan perbankan digital yang ramah pengguna.

Performa Keuangan dan Rencana IPO

Superbank mencatat peningkatan kinerja signifikan pada awal 2025. Laba bersih yang semula rugi Rp188 miliar berhasil berbalik menjadi laba Rp20,1 miliar. Kredit tumbuh pesat sebesar 123% menjadi Rp8,4 triliun dalam periode yang sama. Angka ini menunjukkan fondasi bisnis yang solid dan semakin memperkuat posisi bank digital ini menjelang rencana penawaran umum saham perdana (IPO).

Meskipun rencana IPO masih berstatus rumor pasar, pertemuan dengan investor pada Oktober 2025 menandakan kesiapan perusahaan untuk memasuki bursa. Konsorsium investor strategis memberikan sinyal kuat tentang potensi pertumbuhan jangka panjang Superbank.

Potensi dan Tantangan Investasi

Kehadiran investor kelas kakap dari Singapura dan Korea Selatan memperkuat prospek Superbank sebagai pemain utama di sektor perbankan digital Indonesia. Namun, calon investor perlu menelaah prospektus IPO dengan cermat ketika diterbitkan. Memahami risiko bisnis, strategi pengembangan, dan penggunaan dana IPO sangat penting sebelum mengambil keputusan investasi.

Selain itu, penggunaan aplikasi Grab sebagai platform integrasi produk Superbank memungkinkan pengguna merasakan langsung nilai tambah layanan digital bank ini. Pendekatan ini menjadi keunggulan kompetitif yang mendukung ekspansi pasar dan peningkatan jumlah nasabah.

Konsorsium pemilik Superbank mengkombinasikan kekuatan teknologi finansial dan ekosistem digital dari berbagai negara. Hal ini mendorong inovasi produk dan mempercepat adopsi layanan perbankan modern di Indonesia. Dengan dukungan kuat dari EMTK, Grab, Singtel, dan KakaoBank, Superbank berpotensi menjadi katalis transformasi perbankan digital nasional yang signifikan.

Baca selengkapnya di: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button