Bos Bayern Munich Sindir Musim Malang Liverpool dalam Komentar Pedas

Bayern Munich melontarkan kritik tajam kepada Liverpool terkait performa klub Liga Premier yang dianggap “bencana” musim ini. Uli Hoeness, presiden kehormatan Bayern, menyatakan bahwa Liverpool yang menghabiskan sekitar 500 juta poundsterling gagal tampil maksimal karena terlalu banyak ‘superstar’ yang egois dalam bermain.

Hoeness menyoroti kondisi Florian Wirtz, pemain yang baru direkrut Liverpool seharga 116 juta poundsterling, yang menurutnya mengalami kesulitan karena janji yang diinginkan tidak ditepati pelatih Arne Slot. “Slot menjanjikan Wirtz peran nomor 10 dan jadi pusat serangan, namun kenyataannya berbeda. Wirtz malah hanya mendapatkan nomor 7 dan tidak menjadi fokus utama,” ujar Hoeness melalui Bild.

Menurut Hoeness, keluhan utama adalah para pemain bintang Liverpool tidak mau bekerja sama dalam permainan tim. Dia menyindir, “Mereka seperti harus main dengan lima bola karena masing-masing pemain tidak mau berbagi bola.” Hal ini menyebabkan Wirtz jarang mendapat kesempatan dan hanya menerima sedikit sentuhan bola dalam sebuah pertandingan.

Performa Wirtz terbilang belum memenuhi ekspektasi di Premier League. Meski sempat tampil cukup baik saat Liverpool menang 2-0 atas West Ham, dia belum membukukan gol maupun assist. Catatan sentuhan bola Wirtz hanya 521 kali, menempati posisi kesembilan di skuad dan jauh di bawah beberapa rekan seperti Virgil van Dijk dan Dominik Szoboszlai.

Jan-Christian Dreesen, CEO Bayern Munich, juga ikut menanggapi situasi ini dengan sindiran halus. Ia menekankan bahwa Bayern sebagai klub papan atas memiliki daya tarik besar dan memberikan peluang sukses kepada pemainnya, berbeda dengan kondisi di Liverpool. “Dengan Bayern, Anda bisa meraih semua trofi dan ikut semua kompetisi utama,” katanya mengacu pada partisipasi Bayern di Piala Dunia Antarklub, yang tidak diikuti oleh Liverpool.

Fakta berikut merangkum kritik dan situasi pemain Liverpool:

1. Liverpool mengeluarkan dana sekitar 500 juta poundsterling namun performa musim ini buruk.
2. Florian Wirtz dikabarkan kecewa karena tidak memperoleh peran inti yang dijanjikan.
3. Pemain-pemain ‘superstar’ Liverpool dianggap terlalu egois dalam penguasaan bola.
4. Wirtz baru mencatatkan 521 sentuhan bola di liga, posisi kesembilan dalam tim.
5. Bayern Munich dianggap lebih stabil dan sukses dengan keterlibatan di berbagai kompetisi besar.

Kontroversi ini menyoroti tantangan Liverpool mengelola skuad superstar dan menjaga keharmonisan permainan tim. Sementara Wirtz berjuang menyesuaikan diri, Bayern menunjukkan keunggulan struktur dan peluang juara yang konsisten. Situasi ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi klub-klub besar tentang pentingnya manajemen tim dan peran pemain kunci dalam mempertahankan performa tinggi di liga.

Exit mobile version