
Liverpool tengah menghadapi krisis performa usai kekalahan telak di Liga Champions dan Premier League. Gelandang Curtis Jones menunjukkan kekecewaannya atas penampilan rekan setimnya yang dinilai kurang agresif.
Jones mengakui dirinya kewalahan mencari kata-kata untuk menggambarkan situasi saat ini. Ia menyebut kondisi tim “tidak dapat diterima” dan menegaskan bahwa perubahan besar harus segera dilakukan.
Kritikan Terbuka dari Curtis Jones
Dalam wawancara dengan CBS Sports, Jones menyoroti kurangnya keberanian bermain fisik dari para pemain Liverpool. Ia menyerukan agar rekan-rekannya “menjadi pria sejati” dengan menunjukkan agresivitas bertahan yang tinggi.
Jones juga mengaku merasa harus menjadi contoh bagi rekan satu tim untuk melakukan perubahan itu. Ia mengatakan, “Ini harus dimulai dari saya dan juga semua pemain agar kami tidak terlalu ‘baik hati’ saat bertanding.”
Liverpool Harus Kembali Menjadi Tim yang Menakutkan di Anfield
Jones mengingatkan bahwa Anfield dulu dikenal sebagai stadion yang tidak nyaman bagi tim lawan. Sekarang, Liverpool dianggap terlalu pasif saat kehilangan bola sehingga mudah dijebol.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan intensitas pressing dan fisik duel. Hal ini dianggap krusial agar Liverpool kembali ke performa terbaik dan menunjukkan kualitas sebagai juara Premier League.
Fakta Kekalahan dan Dampaknya
Liverpool mengalami kekalahan 4-1 dari PSV Eindhoven di Liga Champions dan sebelumnya kalah 3-0 dari Nottingham Forest di Premier League. Totalnya, Liverpool kebobolan 7 gol dalam satu pekan di kandang sendiri.
Situasi ini menandai masalah besar dalam pertahanan dan mental tim. Curtis Jones berharap timnya dapat segera bangkit dan memperbaiki performa yang makin menurun.
Rencana Pemulihan Liverpool
- Tingkatkan agresivitas bertahan di setiap lini.
- Perbaiki komunikasi dan kerjasama tim.
- Kembalikan semangat juang dan kekuatan mental.
- Maksimalkan dukungan fans di Anfield sebagai motivasi tambahan.
Jones mengungkapkan keyakinannya bahwa Liverpool bisa kembali menjadi tim yang disegani. Namun, perubahan yang signifikan harus mulai dari para pemain sendiri, baik dalam hal sikap maupun cara bermain di lapangan.





