Riset Ungkap Banyak Pengguna Instagram Salah Kaprah Tentang Kecanduan Media Sosial

Riset terbaru mengungkap bahwa banyak pengguna Instagram yang salah menilai dirinya kecanduan. Studi yang dilakukan terhadap lebih dari 1.200 orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan perilaku penggunaan berlebihan lebih sering merupakan kebiasaan daripada kecanduan medis.

Ian Anderson dan Wendy Wood mengamati 380 pengguna Instagram dengan usia rata-rata 44 tahun. Mereka diminta menilai tingkat kecanduan diri dan diperiksa gejala seperti kesulitan mengendalikan penggunaan serta gangguan saat tidak bisa mengakses platform.

Hasilnya, 18% responden mengaku merasa agak kecanduan dan 5% merasa sangat kecanduan. Namun, hanya 2% yang menunjukkan tanda-tanda risiko kecanduan serius. Temuan ini menegaskan perbedaan antara perasaan kecanduan dengan kondisi adiktif yang sebenarnya.

Peneliti juga menganalisis 4.383 artikel media yang membahas “kecanduan media sosial” di AS dari 2021 hingga 2024. Hanya sedikit artikel, sekitar 50, yang menyebut fenomena tersebut sebagai “kebiasaan media sosial,” bukan kecanduan. Dominasi narasi kecanduan ini memengaruhi persepsi pengguna Instagram terhadap perilaku mereka.

Dalam penelitian lanjutan terhadap 824 pengguna Instagram, diberi label “kecanduan” dalam konteks media sosial membuat mereka merasa kehilangan kontrol. Sebagian besar justru menyalahkan diri sendiri dan platform, sehingga dampaknya lebih negatif bagi kesehatan jiwa mereka.

Penulis riset menyatakan bahwa pelabelan berlebihan dapat membuat pengguna melebih-lebihkan kondisi penggunaan media sosialnya. Hal ini dapat menyebabkan penilaian diri yang tidak akurat dan meningkatkan tekanan psikologis tanpa dasar medis yang tepat.

Media dan pembuat kebijakan disarankan menggunakan istilah yang lebih tepat dan berhati-hati saat membahas kecanduan media sosial. Mengganti narasi dari “kecanduan” menjadi “kebiasaan” dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman yang lebih realistis.

Berikut beberapa poin penting dari penelitian ini:

1. Perasaan kecanduan sering kali muncul karena pengaruh pemberitaan media yang berlebihan.
2. Mayoritas perilaku penggunaan berlebihan Instagram lebih disebabkan oleh kebiasaan.
3. Gejala adiktif nyata hanya dialami oleh minoritas kecil pengguna.
4. Pelabelan sebagai kecanduan berdampak pada persepsi kontrol pengguna terhadap penggunaan platform.
5. Anjuran untuk media agar menggunakan istilah yang lebih akurat demi kesehatan mental pengguna.

Riset ini membuka perspektif baru terkait kebiasaan digital masa kini. Pengguna perlu memisahkan antara pola penggunaan yang intens dengan perilaku yang benar-benar merugikan secara medis. Pendekatan yang objektif dapat membantu mengurangi kekhawatiran berlebihan dan membangun interaksi yang lebih sehat dengan media sosial.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com
Exit mobile version