Laju Adopsi 5G di Indonesia Masih Terbatas, Samsung Kuasai Pasar Smartphone 2025

Shopee Flash Sale

Laju Adopsi 5G di Indonesia Masih Terbatas Meski Samsung Kuasai Pasar Smartphone

Adopsi smartphone 5G di Indonesia meningkat, namun masih terbatas dibandingkan potensi pasar secara keseluruhan. Data terbaru dari Counterpoint Research mencatat pangsa pasar perangkat 5G hanya mencapai 35% pada kuartal III/2025, naik tipis 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Fluktuasi pangsa pasar 5G terlihat jelas dalam empat kuartal terakhir. Pada kuartal IV/2024, pangsa 5G turun menjadi 25% dari 31% pada kuartal III/2024. Pada kuartal I/2025, angka ini naik sedikit ke 26%, sebelum akhirnya kembali meningkat ke posisi 35% pada kuartal II dan III/2025.

Peningkatan stabil pada kuartal II dan III/2025 didorong oleh semakin banyaknya perangkat 5G dengan harga terjangkau. Penambahan model smartphone 5G harga ekonomis ini mendapat respons positif di pasar, terutama di kelas menengah yang kini lebih mudah mengakses teknologi jaringan terbaru.

Secara keseluruhan, pasar smartphone Indonesia menunjukkan performa yang menggembirakan dengan pengapalan yang tumbuh sebesar 12% secara tahunan. Lonjakan ini dipicu oleh kondisi ekonomi nasional yang stabil dan adanya pertumbuhan ekspor serta indeks kepercayaan konsumen yang membaik.

Segmen entry-level menjadi kontributor utama pertumbuhan pasar. Pengapalan smartphone dengan harga di bawah US$150 (sekitar Rp2,49 juta) naik 42% dibandingkan tahun lalu. Segmen ini kini mendominasi dengan pangsa pasar sebesar 55%, menandakan strategi produsen yang fokus menawarkan perangkat lebih terjangkau.

Sebaliknya, segmen menengah hingga premium mengalami tekanan signifikan. Rinciannya pengiriman perangkat pada rentang harga US$150–349 turun 10%, kelas US$350–699 turun 11%, dan segmen premium di atas US$700 merosot sampai 14% pada kuartal III/2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi merek, Samsung tetap menjadi pemimpin pasar smartphone di Indonesia dengan pangsa 20% pada kuartal III/2025. Posisi ini diikuti oleh Xiaomi dengan 17%, OPPO 16%, vivo 14%, serta Infinix yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 45% secara tahunan dan menguasai 12% pasar.

Tingginya pangsa pasar Samsung menunjukkan dominasi merek besar dalam menghadirkan perangkat 5G, namun dominasi ini belum diikuti oleh peningkatan signifikan laju adopsi 5G di seluruh segmen pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen Indonesia masih sangat sensitif terhadap harga, khususnya dalam mengadopsi teknologi baru seperti 5G.

Faktor lain yang mempengaruhi lambatnya adopsi 5G adalah ketersediaan jaringan dan infrastruktur yang belum merata di wilayah Indonesia. Meskipun pasar smartphone tumbuh, penyebaran teknologi 5G belum sepenuhnya optimal sehingga berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen.

Dengan tren ini, fokus produsen smartphone dan operator seluler ke depan perlu berpindah pada peningkatan penetrasi 5G di segmen entry-level dan penguatan jaringan di wilayah yang belum terjangkau. Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat laju adopsi 5G yang lebih merata di Indonesia.

Laju adopsi 5G yang masih terbatas walaupun didukung oleh merek besar seperti Samsung menunjukkan perlunya sinergi antara produsen, operator, dan pemerintah dalam memperluas akses dan edukasi teknologi baru. Terlebih, potensi pasar 5G di Indonesia sangat besar mengingat jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat.

Dengan meningkatnya jumlah model smartphone 5G terjangkau dan stabilnya kondisi ekonomi, peluang pertumbuhan pasar 5G tetap terbuka. Namun, untuk itu pelaku industri harus mampu menyesuaikan strategi agar penetrasi 5G lebih merata dan cepat di berbagai segmen, khususnya bagi pengguna kelas menengah ke bawah.

Baca selengkapnya di: teknologi.bisnis.com

Berita Terkait

Back to top button