Apple mengalami tantangan besar dalam penjualan iPhone Air yang baru dirilis pada bulan September. Permintaan yang tidak memenuhi ekspektasi, baik di Amerika Serikat maupun di pasar utama seperti Tiongkok, menjadi sorotan di industri teknologi global.
Model iPhone ultra-tipis ini awalnya diprediksi bisa mengubah tren desain smartphone. Namun kenyataannya, minat konsumen lebih condong pada performa dan daya tahan baterai ketimbang desain tipis semata.
Dampak pada Pabrikan Smartphone Tiongkok
Kegagalan pasar iPhone Air menciptakan efek domino pada produsen asal Tiongkok. Xiaomi membatalkan proyek “model Air sejati” di tahapan prototipe. Sumber dari MixVale menyebut, Xiaomi memfokuskan investasi pada lini perangkat dengan kapasitas baterai yang lebih besar.
Vivo juga melakukan hal serupa dengan menyampingkan rencana ponsel kelas menengah S-series yang mengusung desain ultra-tipis. Oppo memilih menghentikan pengujian sasis tipis untuk flagship mereka. Huawei dan Tecno menunda peluncuran model ultra-tipis setelah berkaca pada data permintaan global.
Penyesuaian Rantai Pasok Apple
Apple langsung mengurangi kapasitas produksi iPhone Air. Foxconn dilaporkan membongkar jalur perakitan hingga akhir Oktober, sementara Luxshare menghentikan sejumlah lini perakitan komponen pada bulan Desember. Langkah ini diambil guna menyeimbangkan stok yang menumpuk di toko hingga distributor.
Analis Mizuho Securities menyebut penurunan permintaan sudah berada pada tahap “akhir siklus”. Apple kini mengalihkan fokus ke model lain seperti iPhone Pro yang penjualannya jauh melampaui iPhone Air.
Kegagalan Desain Ultra-Tipis di Pasar Global
Serangkaian produsen global juga terkena dampak. Samsung, sebagai pesaing utama Apple, memutuskan membatalkan Galaxy Edge terbaru meski prototipe sudah siap diluncurkan. Galaxy S Plus dengan desain konvensional dikembalikan ke jalur utama strategi mereka. Merek Asia lain, seperti Honor, turut menghentikan inovasi desain tipis dan memperkuat pengembangan perangkat lipat.
Berdasarkan riset MixVale, hanya 6% konsumen yang benar-benar menomorsatukan ketipisan perangkat di atas fitur lain seperti kapasitas baterai dan kamera. Data penjualan memperkuat tren ini, di mana iPhone Air bahkan tidak mencapai 10% dari total penjualan iPhone generasi terbaru di Amerika Serikat selama beberapa minggu pertama.
Fokus Baru Industri Smartphone
Berikut adalah langkah-langkah yang kini diambil oleh produsen smartphone:
- Mengalihkan investasi ke baterai dan performa ketimbang desain ultra-tipis.
- Menunda atau membatalkan seluruh rencana smartphone ultrapipih.
- Memperkuat lini produk andalan yang sudah sukses di pasaran.
- Mengembangkan perangkat inovatif seperti smartphone lipat dengan ketebalan yang tetap fungsional.
- Memantau reaksi pasar secara aktif untuk membaca tren konsumsi berikutnya.
Apple saat ini menunda pengembangan generasi kedua iPhone Air. Tim teknis perusahaan dikabarkan menyiapkan peningkatan fitur seperti kamera belakang ganda dan audio stereo tanpa mempertebal desain.
Pelajaran berharga dari kasus iPhone Air menegaskan, inovasi desain harus sejalan dengan kebutuhan praktis konsumen. Pasar mulai mengutamakan perangkat dengan ketebalan sekitar 8 mm karena dianggap seimbang antara daya tahan dan fungsionalitas. Sementara belum ada pernyataan resmi dari perusahaan terkait pembatalan berbagai proyek ultra-tipis, para produsen terus mengevaluasi strategi dan kemungkinan pengumuman besar di ajang pameran teknologi berikutnya.
