Pandemi global membawa perubahan besar dalam pola belajar. Pembelajaran daring menjadi solusi utama sekolah dan universitas dalam menjaga proses pendidikan tetap berjalan.
Tablet muncul sebagai perangkat yang semakin populer dan menjadi jembatan utama antara ruang kelas fisik dan virtual. Keunggulan utama tablet adalah portabilitas dan fleksibilitasnya yang tinggi. Perangkat ini ringan dan tipis, memudahkan pelajar belajar di berbagai tempat tanpa repot membawa charger besar seperti laptop. Fleksibilitas ini membuat tablet terasa seperti buku catatan digital yang canggih dan mudah diakses.
Selain itu, tablet memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Dengan dukungan stylus atau pena digital, siswa dapat mencatat langsung, memberi highlight, dan membuat anotasi pada materi pembelajaran. Kegiatan menggambar diagram atau membuat mind map juga lebih mudah dilakukan menggunakan tablet. Banyak aplikasi edukasi yang dirancang khusus untuk layar sentuh tablet, sehingga proses belajar menjadi lebih menarik dan tidak monoton.
Ketahanan baterai tablet juga patut diapresiasi. Rata-rata tablet mampu bertahan seharian penuh, cukup untuk mengikuti sesi Zoom dan membaca buku elektronik tanpa khawatir kehabisan daya. Hal ini sangat membantu pelajar agar tetap fokus tanpa gangguan mencari sumber listrik.
Namun, tablet juga menghadapi beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian. Salah satunya adalah keterbatasan multitasking. Jika dibandingkan dengan laptop, tablet kurang optimal menjalankan banyak aplikasi berat secara bersamaan. Hal ini dapat menurunkan performa perangkat serta membatasi produktivitas pengguna.
Tantangan berikutnya adalah kebutuhan aksesori tambahan. Keyboard virtual pada layar sentuh seringkali tidak nyaman untuk mengetik dokumen panjang. Oleh karena itu, pelajar biasanya harus membeli keyboard eksternal dan stylus agar fungsi tablet maksimal. Ini berarti biaya awal penggunaan tablet bisa meningkat.
Kompatibilitas perangkat lunak juga menjadi kendala bagi tablet. Banyak software khusus yang dipakai di sekolah atau kampus hanya berjalan optimal pada sistem operasi laptop seperti Windows atau macOS. Saat digunakan di tablet dengan iOS atau Android, fitur software tersebut sering kali terbatas bahkan tidak bisa dipakai sama sekali.
Selain itu, godaan hiburan juga menjadi tantangan besar dalam pembelajaran daring menggunakan tablet. Tablet bukan hanya perangkat belajar, tetapi juga menjadi alat hiburan yang nyaman. Notifikasi game atau video YouTube sering mengganggu konsentrasi siswa saat kelas online berlangsung. Oleh karena itu, diperlukan disiplin tinggi agar penggunaan tablet tetap fokus pada tujuan pendidikan.
Berikut ini ikhtisar kelebihan dan tantangan tablet dalam pembelajaran daring:
1. Portabilitas dan fleksibilitas tinggi, mudah dibawa ke mana saja.
2. Pengalaman belajar interaktif dengan fitur stylus dan aplikasi edukasi.
3. Ketahanan baterai yang lama mendukung aktivitas belajar seharian.
4. Keterbatasan multitasking dibanding laptop, kurang optimal untuk aplikasi berat.
5. Butuh aksesori tambahan seperti keyboard eksternal dan pena digital.
6. Kompatibilitas perangkat lunak terkadang terbatas pada tablet.
7. Godaan hiburan yang tinggi menuntut disiplin ekstra pengguna.
Tablet dapat menjadi alat edukasi yang sangat membantu, terutama bagi pelajar dengan kebutuhan mobilitas tinggi dan pembelajaran yang memerlukan interaksi visual. Namun, tablet bukanlah solusi tunggal yang dapat menggantikan semua kebutuhan belajar.
Penggunaan tablet akan optimal jika dijadikan pelengkap perangkat lain seperti laptop atau PC. Kunci utama adalah pemahaman dan disiplin dalam memanfaatkan keunggulan tablet serta mengatasi tantangannya agar proses pembelajaran daring dapat berlangsung efektif dan menyenangkan.
Sebagai perangkat teknologi, tablet menawarkan berbagai peluang baru dalam dunia pendidikan dan memberikan alternatif cara belajar yang lebih dinamis. Dengan pemanfaatan yang tepat, tablet mampu meningkatkan kualitas dan kenyamanan belajar jarak jauh di masa depan.
