iPhone Paling Baru Tak Laku, Harga Second Resmi Anjlok Signifikan di Pasaran Indonesia

Shopee Flash Sale

Apple mengalami penurunan minat yang signifikan terhadap model iPhone terbaru, khususnya seri iPhone Air. Data dari SellCell menunjukkan bahwa harga jual kembali (trade-in) iPhone Air menurun drastis hingga hampir 48% dalam waktu hanya sepuluh minggu setelah peluncuran.

Menurut laporan, iPhone Air varian 256GB yang awalnya dijual dengan harga US$999 kini turun 40,3% di pasar barang bekas. Varian dengan kapasitas lebih besar seperti 512GB dan 1TB bahkan mengalami depresiasi yang lebih dalam, masing-masing sebesar 45% dan 47,7%.

Penurunan Harga iPhone Air Lebih Parah Dibandingkan Seri Lain
Data yang sama memperlihatkan bahwa penurunan nilai iPhone Air jauh lebih signifikan dibandingkan dengan lini iPhone 17 lainnya. Misalnya, iPhone 17 Pro Max 256GB hanya kehilangan sekitar 26,1% dari harga awalnya. iPhone 17 Pro biasa mengalami depresiasi 32%, dan model standar turun sekitar 33%.

Hal ini menunjukkan bahwa minat pasar terhadap iPhone Air jauh lebih rendah sehingga memengaruhi harga jual kembalinya secara signifikan. Pada tahun sebelumnya, iPhone 16 Plus 128GB juga mengalami penurunan sekitar 41,6%, yang menunjukkan tren depresiasi di segmen ponsel dengan target pasar serupa.

Faktor Penyebab Harga Jual Kembali Anjlok
Beberapa analis menilai harga iPhone Air turun drastis karena beberapa faktor. Pertama, desain dan fitur iPhone Air belum mampu menarik perhatian konsumen dibandingkan pesaing dengan harga kompetitif. Kedua, strategi penetapan harga Apple yang tergolong tinggi untuk model ini membuat konsumen lebih menahan diri membeli baru dan menurunkan harga second secara masif.

Selain itu, kegagalan iPhone Air juga berdampak pada persaingan di pasar smartphone ultra tipis. Brand-brand asal China seperti Xiaomi dan Vivo dikabarkan mulai mengubah strategi produk mereka setelah melihat respons negatif pasar terhadap iPhone Air.

Dampak ke Pasar Smartphone Secara Umum
Penurunan harga jual kembali ini menjadi sinyal bahwa Apple menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan eksklusivitas dan daya tarik produk barunya di tengah ketatnya persaingan pasar. Konsumen cenderung lebih berhati-hati mengeluarkan uang untuk pembelian di segmen premium dengan fitur yang kurang inovatif.

Hal ini juga membuka peluang bagi produsen lain untuk mengisi kekosongan pasar dengan produk yang menawarkan nilai lebih baik. Dalam beberapa bulan terakhir, ponsel tipis dari merek China mencatat pertumbuhan permintaan yang cukup pesat, sebagian dipicu oleh kelemahan model iPhone Air.

Perbandingan Harga Jual Kembali iPhone Air dan Model iPhone 17

Model iPhone Kapasitas Penyimpanan Harga Ritel Awal (USD) Penurunan Harga (%) Harga Trade-in Aproksimasi (USD)
iPhone Air 256GB 999 40,3% 597
iPhone Air 512GB 1.199 45% 660
iPhone Air 1TB 1.399 47,7% 730
iPhone 17 Pro Max 256GB 26,1%
iPhone 17 Pro 256GB 32%
iPhone 17 (standar) 256GB 33%

Kesempatan bagi Konsumen dan Peritel
Dengan depresiasi yang signifikan ini, konsumen yang ingin membeli iPhone seri Air dalam kondisi bekas memperoleh peluang untuk mendapatkan perangkat dengan harga jauh lebih terjangkau. Namun, bagi penjual dan peritel, penurunan nilai ini menimbulkan tekanan besar pada margin keuntungan.

Implementasi strategi penetapan harga yang lebih realistis oleh Apple serta inovasi produk lebih agresif diperlukan agar masalah penurunan nilai jual kembali ini tidak terus berlanjut. Di sisi lain, konsumen semakin selektif dan mengevaluasi value for money sebelum membeli ponsel baru, terutama seri premium.

Pergerakan harga iPhone Air ini juga menggambarkan dinamika pasar smartphone global yang cepat berubah, di mana inovasi teknologi dan strategi pemasaran menjadi faktor krusial dalam mempertahankan daya saing di pasar yang sudah sangat kompetitif.

Berita Terkait

Back to top button