Definisi HP Entry Level Bergeser, Pengamat Sebut Harga Kini Rp1,5–2,5 Juta

Definisi HP Entry Level Bergeser: Harga Rp1,5 Juta – Rp2,5 Juta

Pasar smartphone entry level kini mengalami perubahan yang signifikan. Konsumen harus mengeluarkan dana mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta untuk mendapatkan perangkat dengan spesifikasi dasar.

Smartphone entry level adalah kategori ponsel pintar dengan fitur standar dan harga terjangkau, biasanya ditujukan untuk pengguna pemula atau anggaran terbatas. Contohnya meliputi prosesor sederhana, RAM minimal 2GB, dan kamera dasar yang cukup untuk chatting, browsing, serta media sosial.

Menurut Aryo Meidianto Aji, Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, segmen entry level tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar hingga 2026. Hal ini didukung struktur demografis Indonesia di mana sebagian besar masyarakat berpenghasilan di bawah Rp5 juta per bulan.

Aryo mengungkapkan bahwa definisi entry level telah bergeser secara signifikan dari sebelumnya di bawah Rp1 juta menjadi rentang Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta. Perubahan ini mencerminkan kenaikan ekspektasi konsumen terhadap performa dan kualitas smartphone.

Dengan rentang harga baru tersebut, para vendor harus menyesuaikan produk mereka. Perangkat entry level saat ini harus menghadirkan chipset yang lebih responsif, kamera yang lebih baik, dan dukungan pembaruan software yang lebih lama.

Selain itu, loyalitas merek mulai menurun karena konsumen kini lebih rasional dan mudah beralih merek demi mendapatkan nilai terbaik. Aryo menegaskan konsumen entry level bukan lagi sekadar mencari harga termurah, melainkan pengalaman lengkap dengan harga kompetitif.

Strategi yang wajib diperhatikan termasuk menjaga kanal penjualan offline, terutama di luar Pulau Jawa yang masih mendominasi transaksi. Pembaruan software secara berkala juga sangat penting karena aspek keamanan kini menjadi prioritas utama konsumen.

Vendor juga perlu membangun ekosistem trade-in yang sederhana dan menawarkan nilai tukar yang wajar. Hal ini akan meningkatkan nilai tambah bagi konsumen yang ingin mengganti perangkat dengan mudah.

Data dari laporan Counterpoint memperlihatkan bahwa pengapalan smartphone di bawah US$150 (sekitar Rp2,49 juta) meningkat 42% secara tahunan. Segmen ini menguasai 55% pangsa pasar Indonesia, menandakan besarnya permintaan di kelas entry level.

Di sisi lain, segmen menengah dan premium justru mengalami penurunan pengapalan. Rentang harga Rp2,49 juta hingga Rp5,79 juta turun 10%, harga Rp5,81 juta sampai Rp11,60 juta turun 11%, dan segmen premium di atas Rp11,62 juta menyusut 14%.

Secara keseluruhan, pasar smartphone di Indonesia tetap menunjukkan pemulihan yang kuat. Pertumbuhan pengiriman smartphone mencapai 12% pada kuartal III/2025, didorong oleh stabilitas ekonomi dan meningkatnya permintaan domestik.

Samsung masih menjadi pemimpin pasar dengan pangsa 20%, diikuti Xiaomi (17%), OPPO (16%), vivo (14%), dan Infinix yang mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 45%.

Fenomena bergesernya harga entry level ini menunjukkan bahwa kebutuhan dan preferensi konsumen semakin matang. Perangkat entry level yang dulu hanya untuk pemula kini harus hadir dengan standar kualitas yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, produsen smartphone harus mampu menyediakan produk yang tidak hanya terjangkau, tapi juga berkualitas dan didukung layanan purna jual memadai agar dapat bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

Baca selengkapnya di: teknologi.bisnis.com
Exit mobile version