
Harga laptop diprediksi akan mengalami lonjakan signifikan pada awal tahun depan. Penyebab utama kenaikan ini adalah kelangkaan dan mahalnya komponen RAM yang menjadi bagian vital dari perangkat elektronik seperti laptop maupun desktop.
Menurut riset terbaru TrendForce, mayoritas produsen besar mulai mengumumkan rencana penyesuaian harga. Lenovo sudah memberi pemberitahuan kepada distributornya bahwa per Januari, harga sejumlah perangkat akan berubah lebih mahal. Dell juga menyatakan strategi serupa, menyesuaikan harga jual mengikuti fluktuasi biaya komponen.
Faktor Penyebab RAM Langka dan Mahal
Kelangkaan RAM di tingkat global berawal dari adanya gangguan rantai pasok, terutama DRAM dan NAND flash. Selama dua bulan terakhir, harga komponen memori tersebut melonjak pesat akibat stok yang semakin langka. Penyebabnya, produsen skala besar seperti Samsung dan SK Hynix mengalihkan sebagian besar kapasitas produksi mereka ke High Bandwidth Memory (HBM). Jenis memori ini banyak digunakan untuk aplikasi berbasis AI karena dinilai lebih menguntungkan secara profit.
Dengan mayoritas produksi berfokus ke sektor AI dan data center, suplai RAM standar untuk perangkat konsumen otomatis menipis. Micron pun mengambil langkah serupa dengan menghentikan penjualan RAM retail bermerek Crucial dan memprioritaskan pasar enterprise. Situasi tersebut mengakibatkan ketersediaan stok RAM di pasar menurun drastis, sehingga harga mengalami lonjakan tajam di level retail.
Dampak Langsung pada Harga Laptop
Dampak dari kelangkaan RAM terasa langsung pada industri laptop. Harga GPU bahkan ikut naik sekitar 10% akibat efek domino yang ditimbulkan dari keterbatasan RAM. Produk generasi terbaru, seperti laptop dengan prosesor AMD Ryzen AI 300 Series serta Snapdragon X Elite, kini membutuhkan kapasitas RAM lebih besar minimal 16GB. CEO HP, Enrique Lores, menyatakan jika RAM kini menyumbang sekitar 15–20% dari total ongkos produksi sebuah PC. Kenaikan harga RAM otomatis meningkatkan biaya produksi sehingga harga jual laptop akan makin tinggi.
TrendForce memperkirakan kenaikan harga RAM mencapai 15–20% mulai pertengahan Desember. Imbasnya, konsumen akan langsung merasakan banderol baru pada kuartal pertama tahun depan. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh permintaan pasar yang berubah seiring peluncuran fitur teknologi berbasis AI on-device, seperti Microsoft Copilot+.
Strategi Konsumen dan Prediksi Ke Depan
Bagi konsumen, situasinya makin rumit. Membeli laptop sekarang berarti masih bisa mendapatkan harga stabil namun mungkin melewatkan inovasi terbaru yang akan dirilis pada ajang teknologi besar seperti CES nanti. Jika menunggu produk generasi terbaru, maka harus siap menghadapi risiko harga yang lebih tinggi.
Berikut beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan konsumen:
- Pantau perkembangan harga RAM melalui situs resmi vendor dan e-commerce tepercaya.
- Bandingkan harga laptop lama dan baru, terutama menjelang peluncuran produk AI terbaru.
- Pertimbangkan untuk membeli laptop sebelum akhir tahun jika kebutuhan sudah mendesak.
- Ikuti kabar terbaru dari produsen dan riset lembaga seperti TrendForce untuk proyeksi harga.
Analis menyarankan konsumen untuk tidak mengambil keputusan terburu-buru. Pantauan ketat terhadap pasar komponen, terutama RAM, menjadi strategi kunci agar tidak merugi akibat lonjakan harga mendadak. Harga laptop dan desktop untuk beberapa bulan ke depan sangat ditentukan oleh pergerakan suplai dan harga RAM di pasar global.





