Samsung masih menjadi penguasa pasar smartphone layar lipat global pada kuartal ketiga tahun 2025. Berdasarkan data dari Counterpoint Research, Samsung menguasai 64 persen pangsa pasar pengiriman ponsel foldable secara global.
Dominasi Samsung ini meningkat signifikan dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 56 persen. Kunci kesuksesan mereka adalah peluncuran Galaxy Z Fold7 dan Galaxy Z Flip7 yang mendapat sambutan positif di pasar.
Pangsa Pasar Smartphone Layar Lipat Kuartal Ketiga 2025
- Samsung: 64 persen
- Huawei: 15 persen
- Motorola: 7 persen
- Honor: 6 persen
- Vivo: 4 persen
- Xiaomi: 2 persen
Meskipun berada di posisi kelima dalam volume, Vivo menunjukkan pertumbuhan paling cepat dengan kenaikan pengiriman foldable sebesar 67 persen secara year-on-year pada Q3 2025. Angka ini melampaui laju pertumbuhan Samsung yang sebesar 32 persen.
Vivo sukses mempertahankan momentum positifnya setelah meluncurkan vivo X Fold5 di Indonesia pada Agustus 2025. Perusahaan ini berencana memperluas model layar lipatnya, termasuk varian flip atau lipat vertikal, demi mengejar pangsa pasar yang masih jauh dari Samsung dan Huawei.
Secara keseluruhan, pengiriman smartphone layar lipat naik 14 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kategori ini kini menyumbang 2,5 persen dari total pengiriman smartphone global, menandakan minat konsumen yang terus bertambah terhadap perangkat foldable.
Tren ini kembali menggairahkan industri setelah sempat mengalami penurunan pengiriman yang cukup tajam di awal tahun 2025. Perbaikan teknologi foldable terutama di aspek durabilitas dan desain semakin menarik minat pasar.
Counterpoint memproyeksikan pertumbuhan pasar layar lipat akan terus berlanjut hingga 2026. Beberapa faktor pendukung utama adalah kebutuhan pasar akan layar lebih besar untuk produktivitas dan hiburan. Selain itu, peningkatan teknologi membuat perangkat foldable lebih ringan dan tahan banting.
Integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam smartphone lipat juga menambah nilai lebih bagi pengguna. Ditambah lagi, rumor peluncuran ponsel layar lipat pertama dari Apple pada 2026 semakin memicu antusiasme pasar global.
Kehadiran Apple diperkirakan akan mengubah dinamika persaingan dan memperluas basis pengguna foldable, mengingat basis penggemar loyal iPhone sangat besar di seluruh dunia. Namun, harga premium dan persepsi mudah rusak masih menjadi kendala utama adopsi massal foldable.
Untuk mengatasi hal ini, beberapa merek seperti Nubia sudah mulai menjajaki smartphone layar lipat dengan harga lebih terjangkau. Langkah ini diharapkan bisa mendorong penetrasi pasar yang lebih luas di masa depan.
Dinamika persaingan semakin ketat dengan berbagai vendor lain yang bersiap masuk ke segmen layar lipat. OPPO misalnya sedang mengembangkan dua model layar lipat yang sudah memasuki fase produksi.
Dengan Samsung yang masih memimpin dan Huawei sebagai penantang utama, serta Vivo yang tumbuh pesat, pasar smartphone layar lipat menghadirkan masa depan yang menarik. Tren pertumbuhan dua digit menunjukkan teknologi ini semakin diterima.
Pemain baru dan pengembangan produk di bidang ketahanan, harga, dan desain akan menentukan apakah layar lipat bisa menjadi mainstream dalam beberapa tahun ke depan. Pasar layar lipat masih terbuka luas dan sarat dengan peluang inovasi teknologi.





