Jangan Anggap Sepele! Penyebab Baterai Lithium Mudah Terbakar dan Cara Mencegahnya

Baterai lithium menjadi komponen vital di berbagai perangkat teknologi modern, mulai dari smartphone hingga kendaraan listrik. Namun, jangan anggap remeh risiko kebakaran yang bisa muncul dari baterai jenis ini, karena penyebabnya beragam dan berpotensi fatal.

Baterai lithium terdiri dari dua jenis utama, yaitu baterai primer (sekali pakai) dan baterai sekunder (bisa diisi ulang). Baterai primer umum ditemukan pada perangkat kecil seperti jam tangan, sedangkan baterai sekunder yang populer adalah lithium-ion, digunakan di gadget dan kendaraan listrik.

Penyebab Kebakaran Baterai Lithium

Salah satu penyebab utama baterai lithium mudah terbakar adalah lapisan pelindung internal yang sangat tipis. Separator yang memisahkan anoda dan katoda hanya beberapa mikrometer ketebalannya, sehingga kerusakan kecil seperti robek atau tertusuk dapat menyebabkan korsleting internal yang berujung pada kebakaran.

Desain baterai yang semakin kecil tapi dengan kapasitas daya tinggi juga meningkatkan risiko. Produsen berusaha memadatkan baterai agar lebih ringan dan efisien, tetapi hal ini membuat baterai lebih rentan mengalami thermal runaway atau kenaikan suhu tak terkendali yang bisa memicu api.

Kerusakan fisik adalah faktor lain yang sering menjadi penyebab. Baterai lithium polymer yang sering digunakan pada drone atau skateboard listrik bisa mudah rusak akibat benturan, tertusuk benda tajam, atau tertekan berat sehingga struktur internalnya terganggu dan menyebabkan korsleting.

Faktor Produksi dan Pemakaian yang Tidak Tepat

Cacat produksi juga berkontribusi pada kebakaran baterai. Polutan logam kecil, ketidaktepatan proses pelapisan elektroda, atau elektrolit berkualitas rendah dapat memicu kegagalan fatal saat baterai digunakan. Kasus kebakaran sering kali terkait dengan cacat manufaktur ini.

Pemakaian yang tidak sesuai juga berbahaya. Contohnya, pengisian berlebihan (overcharge) dengan charger murah tanpa proteksi, penggunaan charger tidak sesuai spesifikasi, atau membiarkan baterai di tempat panas seperti dalam mobil dapat mempercepat kerusakan dan risiko kebakaran. Sistem proteksi baterai (BMS) yang gagal berfungsi memperbesar potensi bahaya.

Tanda-tanda Baterai Lithium Berpotensi Terbakar

Penting bagi pengguna untuk mengenali gejala baterai bermasalah agar dapat mengambil tindakan cepat. Berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai:

  1. Perangkat terasa sangat panas hingga sulit dipegang.
  2. Baterai atau perangkat tampak menggembung akibat tekanan gas di dalamnya.
  3. Muncul suara aneh seperti desisan atau letupan kecil.
  4. Tercium bau kimia menyengat dari perangkat.
  5. Asap keluar dari perangkat, menandakan kebakaran internal.

Saat tanda-tanda tersebut muncul, pengguna harus segera menghentikan pemakaian dan mematikan perangkat. Cabut dari sumber listrik dan jika aman, pindahkan perangkat ke luar ruangan jauh dari bahan mudah terbakar.

Risiko Baterai Lithium Sekali Pakai

Meski jarang dibahas, baterai lithium primer juga tidak aman saat terbakar. Kebakaran jenis ini menghasilkan logam lithium cair yang sangat reaktif dan gas beracun dari elektrolit. Oleh sebab itu, pembuangan baterai primer harus dilakukan dengan hati-hati dan jauhkan dari suhu ekstrem agar tidak memicu bahaya.

Pemahaman menyeluruh tentang karakteristik baterai lithium dan penyebab kebakarannya penting untuk mencegah insiden. Pengguna perlu berhati-hati dalam memilih perangkat dan charger yang tepat, serta selalu memperhatikan tanda-tanda kerusakan baterai.

Dengan kewaspadaan dan penanganan yang tepat, risiko kebakaran baterai lithium dapat diminimalkan. Pengetahuan ini tidak hanya melindungi perangkat, tetapi juga keselamatan pengguna dalam penggunaan teknologi sehari-hari.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com
Exit mobile version