
Xiaomi akan mulai memasang aplikasi cryptocurrency secara pra-instal pada ponsel barunya yang dirilis mulai bulan Januari. Langkah ini merupakan hasil kerja sama global Xiaomi dengan Sei Labs, sebuah perusahaan pengembang teknologi blockchain.
Aplikasi yang akan dipasang adalah dompet digital dan aplikasi penemuan (discovery app) yang terhubung dengan jaringan blockchain Sei, sebuah Layer 1 blockchain yang khusus dibuat untuk perdagangan aset digital. Aplikasi ini akan tersedia di semua perangkat Xiaomi baru yang dijual di luar China daratan dan Amerika Serikat.
Distribusi dan Pengaruh Pasar Xiaomi
Xiaomi saat ini merupakan merek ponsel terbesar ketiga di dunia setelah Apple dan Samsung, dengan pangsa pasar global lebih dari 13 persen. Ini berarti sekitar 160 juta perangkat Xiaomi baru setiap tahunnya akan memiliki aplikasi crypto terpasang secara default.
Pasar penting Xiaomi meliputi negara-negara seperti Yunani dengan pangsa pasar sebesar 36,9 persen dan India sekitar 24 persen. Penambahan aplikasi ini berpotensi mengenalkan teknologi blockchain ke jutaan pengguna baru di berbagai wilayah strategis.
Fitur dan Fungsi Aplikasi Crypto
Aplikasi crypto milik Sei memperbolehkan pengguna melakukan pembayaran peer-to-peer dan berinteraksi langsung dengan aplikasi desentralisasi (dApps) tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan. Selain dompet digital, aplikasi ini juga menjadi gerbang menuju layanan Web3 yang semakin berkembang.
Sei juga berencana memperluas kolaborasi ini ke jaringan toko ritel Xiaomi yang berjumlah lebih dari 20.000 lokasi di berbagai negara, mulai dari Hong Kong hingga beberapa bagian Uni Eropa. Tujuannya adalah memungkinkan pembayaran menggunakan stablecoin seperti USDC yang langsung diproses melalui blockchain Sei.
Tanggapan Pengguna dan Kritik Mengenai Bloatware
Meski menawarkan inovasi, langkah ini juga mendapat kritikan karena aplikasi pra-instal biasanya dianggap sebagai bloatware yang tidak diinginkan oleh pengguna. Xiaomi sendiri pernah menghadapi masalah dengan banyaknya aplikasi pra-instal yang jarang dipakai sebelum mencoba memperbaiki transparansi dan kualitas aplikasi bawaan.
Pemasangan aplikasi crypto secara wajib dianggap kontroversial, sebab sebagian besar pengguna mungkin tidak tertarik atau tidak memahami teknologi blockchain dan cryptocurrency. Ini bisa memicu ketidaknyamanan karena memori ponsel terpakai untuk aplikasi yang tidak digunakan.
Potensi dan Risiko di Masa Depan
Kerja sama Xiaomi dan Sei ini menunjukkan ambisi besar untuk memperkenalkan teknologi blockchain ke khalayak luas melalui perangkat smartphone. Namun, efektivitasnya bergantung pada penerimaan pengguna dan pengembangan ekosistem Web3 yang ramah pemula.
Pengguna Xiaomi disarankan untuk memantau pembaharuan dan mempertimbangkan pengelolaan aplikasi pra-instal agar perangkat tetap optimal. Perubahan ini akan menjadi tontonan penting bagi industri smartphone dan ekosistem teknologi finansial digital di masa mendatang.





