Samsung Galaxy S26 series yang akan diluncurkan bulan depan diperkirakan membawa sejumlah pembaruan teknologi, terutama pada chipset andalan Exynos 2600. Namun, sebuah informasi baru mengungkap bahwa komponen modem dalam chipset ini dapat menyebabkan efisiensi daya yang lebih rendah.
Menurut tipster teknologi Erencan Yılmaz, Exynos 2600 akan mengadopsi modem eksternal bernama Shannon 5410. Ini berbeda dengan seri pendahulunya, Exynos 2500 dan Exynos 2400, yang mengintegrasikan modem Shannon 5163 dan Shannon 5153 langsung di dalam chip. Perbedaan ini terdeteksi melalui kode firmware yang memperlihatkan ketiadaan label “AP” (Application Processor) pada modem baru, menandakan pemisahan modul.
Efek Modem Eksternal pada Efisiensi Energi
Seorang pejabat di industri desain semikonduktor yang dikutip oleh TheElec menyatakan bahwa pemisahan modem dari chipset utama biasanya menyebabkan meningkatnya konsumsi daya. Hal ini terjadi karena jarak komunikasi antar antarmuka yang lebih panjang, menimbulkan efisiensi energi yang lebih rendah dibandingkan modem yang terintegrasi. Menurutnya, keputusan Samsung untuk menggunakan modem eksternal lebih didasari oleh pertimbangan ukuran chip daripada adanya inovasi baru pada teknologi antarmuka.
- Modem Exynos 2500 & 2400: Terintegrasi, efisiensi optimal
- Modem Exynos 2600: Eksternal, potensi konsumsi daya lebih tinggi
Meski potensi penurunan efisiensi ini terjadi, Samsung dikabarkan akan mengimbanginya dengan memperbesar kapasitas baterai pada seri Galaxy S26. Model standar diperkirakan menggunakan baterai 4.300mAh, naik dari 4.000mAh pada Galaxy S25. Sementara varian Galaxy S26+ dan S26 Ultra tetap akan mempertahankan baterai berkapasitas 4.900mAh dan 5.000mAh seperti model sebelumnya.
Inovasi Chipset Exynos 2600
Exynos 2600 merupakan chipset flagship pertama Samsung yang diproduksi dengan proses fabrikasi 2nm. Samsung mengklaim teknologi Gate-All-Around (GAA) yang diterapkan pada SoC ini dapat menyatukan CPU, GPU, dan NPU secara efisien dalam satu platform. Kombinasi ini diharapkan mampu memberikan performa AI dan gaming yang lebih unggul dibandingkan kompetitor seperti Qualcomm Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan MediaTek Dimensity 9500 yang masih menggunakan proses 3nm.
Walaupun menghadirkan modem eksternal yang berpotensi menurunkan efisiensi daya, inovasi teknologi proses 2nm dan GAA di dalam Exynos 2600 menjadi langkah penting Samsung untuk memperkuat posisinya di pasar ponsel flagship. Namun, keputusan untuk memisahkan modem dapat menjadi tantangan tersendiri dalam hal daya tahan baterai, yang membuat Samsung mengambil langkah menambah kapasitas baterai.
Samsung Galaxy S26 akan menjadi penentu bagaimana teknologi baru ini akan berjalan di pasaran. Peningkatan kapasitas baterai yang disiapkan bisa menjadi kunci agar pengalaman pengguna tetap optimal meski ada kompromi di sisi efisiensi daya akibat modem eksternal. Pengguna dan pengamat industri pun tentu menanti bagaimana hasil akhir dari perpaduan teknologi mutakhir dan strategi desain tersebut.
