Dalam dua tahun terakhir, kelangkaan komponen utama PC menjadi tantangan besar bagi industri personal computing. Pemasok chip global kini memprioritaskan kapasitas produksi untuk data center dan infrastruktur AI skala besar, sehingga alokasi untuk laptop dan PC semakin terbatas. Kondisi ini mendorong kenaikan harga komponen seperti prosesor, RAM, dan storage, yang berimbas pada harga akhir PC dan laptop untuk konsumen rumahan.
Lenny Lin, Country Manager Asus Indonesia, menyoroti situasi ini sebagai persimpangan strategis bagi produsen PC. Permintaan terhadap teknologi AI meningkat pesat, sementara rantai pasok global lebih banyak mengalihkan fokus pada penggunaan chip dan manufaktur semikonduktor untuk kebutuhan server dan enterprise AI besar. Asus pun mengambil langkah adaptif agar tetap relevan di pasar yang kompetitif ini.
Strategi Asus dalam Mengatasi Kelangkaan Komponen
Asus tidak hanya fokus pada peningkatan spesifikasi perangkat keras yang semakin sulit didapatkan. Menurut Lenny Lin, perusahaan mengedepankan optimalisasi pemanfaatan teknologi yang ada dengan integrasi AI langsung di perangkat. Pendekatan ini mencakup pengembangan software dan pengalaman pengguna berbasis AI yang dapat diakses tanpa perlu ketergantungan usai cloud computing.
Dengan strategi AI on-device, Asus memaksimalkan pemrosesan lokal sehingga pengguna mendapatkan manfaat AI nyata tanpa harus bergantung pada infrastruktur cloud yang semakin mahal dan terbatas. Model ini dinilai efektif dalam menghadapi keterbatasan pasokan chip dan kebutuhan komputasi yang terus tumbuh.
Evolusi Personal Computing di Tengah Tren Cloud dan AI
Meski narasi dominan saat ini mengarah ke cloud dan AI enterprise, Asus menegaskan bahwa era PC belum usai. Perangkat mobile mengambil peran dalam konsumsi konten, namun untuk kebutuhan kerja produktif, kreatifitas, hingga gaming, laptop dan PC tetap menjadi pilihan utama. Asus melihat personal computing berevolusi menjadi perangkat cerdas mandiri yang mampu membantu beban kerja kompleks secara lokal.
Inovasi Asus meliputi laptop dual-screen serta akselerasi AI untuk kreator dan gamer, menyesuaikan dengan kebutuhan segmen yang memiliki nilai tambah tinggi. Fokus ini menjadi diferensiasi yang relevan untuk tetap menghadirkan produk yang kompetitif dan bernilai di tengah keterbatasan produksi global.
Menjaga Keseimbangan di Pasar Global dengan Portofolio Luas
Meski pergeseran fokus manufaktur chip ke server dan data center sulit dihindari, Asus memanfaatkan portofolio produk yang beragam—dari laptop, PC, komponen hingga solusi IT—sebagai keunggulan fleksibilitas adaptasi. Pendekatan ini memungkinkan Asus merespons perubahan cepat dengan produk yang sesuai kebutuhan pasar.
Selain itu, Asus menaruh perhatian khusus terhadap pasar Indonesia melalui edukasi pengguna tentang pemanfaatan AI, pengembangan komunitas gaming dan kreator, serta kehadiran aktif di berbagai daerah. Langkah ini membantu Asus menjaga relevansi personal computing di tengah gempuran teknologi cloud dan AI enterprise. Lenny menegaskan bahwa masa depan komputasi bukan soal memilih cloud saja atau PC saja, melainkan bagaimana keduanya bisa saling melengkapi.
Ringkasnya, strategi Asus menghadapi kelangkaan komponen PC didasarkan pada:
- Optimalisasi teknologi AI on-device yang meningkatkan pengalaman pengguna tanpa bergantung cloud.
- Fokus pada segmen gaming dan kreator sebagai pasar bernilai tinggi dan berpotensi tumbuh.
- Memanfaatkan portofolio produk luas untuk fleksibilitas adaptasi.
- Edukasi dan pengembangan komunitas sebagai support market lokal.
Dengan pendekatan ini, Asus berusaha menjaga kesinambungan inovasi dan daya saing di tengah tekanan global yang menekan pasokan komponen PC. Strategi tersebut sekaligus menunjukkan bagaimana personal computing terus berevolusi menjadi perangkat yang lebih cerdas dan mandiri.
Baca selengkapnya di: inet.detik.com




