TCL menunjukkan inovasi luar biasa dalam penerapan kecerdasan buatan (AI) lewat konferensi teknologi global yang digelar di Guangzhou. Mereka fokus pada konsep “AI for Real” yang menempatkan AI sebagai elemen inti dalam produk dan proses manufaktur perusahaan.
Menurut Daniel Sun, CTO TCL Industries, AI bukan sekadar istilah tren, melainkan alat nyata untuk integrasi vertikal yang menghadirkan pengalaman superior bagi pengguna. TCL membangun AI secara internal dengan pendekatan praktis yang berfokus pada penggunaan teknologi yang berdampak langsung bagi konsumen dan efisiensi operasional.
Menghadapi Mitos AI dengan Pendekatan Realistis
Sun membedakan persepsi umum soal AI antara konsumen dan insinyur. Konsumen menganggap AI sebagai alat pengendali perangkat sederhana, sementara sebenarnya itu adalah proses integrasi Wi-Fi dan aplikasi cloud. Banyak perusahaan teknologi kehilangan arah karena terlalu tergoda mengejar model AI tercanggih tanpa mempertimbangkan kebutuhan nyata pengguna.
Salah satu contoh sukses adalah pemanfaatan model AI kecil untuk inspeksi kualitas di pabrik display TCL CSOT. AI ini menggantikan inspeksi manual yang konvensional dengan sistem otomatis yang akurat, tanpa harus mengandalkan model bahasa besar (LLM).
X-Intelligence 3.0: AI Khusus untuk Industri Display
TCL mengembangkan sistem AI internal bernama X-Intelligence 3.0 yang menggabungkan keahlian khusus dan data rahasia dari riset mereka selama bertahun-tahun. Sistem ini dioptimalkan lewat teknik fine-tuning dan reinforcement learning pada model-model terbuka terbaik.
Pentingnya AI ini juga berkaitan dengan efisiensi organisasi. Sun menyebutkan bahwa AI mempercepat analisis operasi dan mengotomatisasi tugas bernilai tinggi, sehingga memperbaiki kecepatan pengambilan keputusan di lingkungan perusahaan besar.
AI di Rumah dan Pabrik: Ekosistem Terbuka dan Integrasi Canggih
Dalam produk konsumen, TCL mengadopsi ekosistem terbuka. Contohnya, TV TCL di AS sudah mengintegrasikan Google Gemini untuk kontrol suara dan pencarian konten secara intuitif. Di China, mereka memanfaatkan LLM berbasis cloud yang telah dioptimalkan biaya untuk membangun antarmuka pengguna alami dengan biaya kurang dari 1 dolar per perangkat per tahun.
Di sisi produksi, pabrik Guangzhou t9 memanfaatkan kombinasi model AI besar dan kecil untuk mendeteksi cacat panel dan mengatur jadwal produksi. Jalur t9 merupakan satu-satunya dengan kapasitas besar yang mendukung berbagai jenis teknologi layar seperti LCD, Micro LED, dan OLED printing.
Inovasi Hemat Energi dan Produk Baru Berbasis AI
TCL juga menerapkan AI pada produk hemat energi seperti pendingin ruangan. Kompresor AC mereka menggunakan algoritma optimasi real-time yang mampu mengurangi konsumsi energi hingga 40% pada jam operasional awal dan menekan biaya listrik jangka panjang.
Melangkah lebih jauh, TCL sedang mengembangkan produk AI-native seperti kacamata AR yang terintegrasi LLM serta robot rumah tangga pendamping yang mengedepankan interaksi pintar.
Strategi AI Hibrida dan Vertikal
TCL memadukan komputasi lokal dan cloud-edge untuk menghadirkan AI yang efisien dan terjangkau. Local computing memiliki keterbatasan, sehingga kolaborasi dengan cloud menjadi solusi utama dalam memberikan fitur AI canggih di perangkat sehari-hari.
Strategi vertikal TCL menekankan pemanfaatan pengetahuan industri yang mendalam untuk menciptakan AI yang benar-benar relevan. Pendekatan ini memperkuat produk mereka dan mengoptimalkan proses manufaktur sembari menyiapkan fondasi bagi ekosistem hidup pintar masa depan.
Daniel Sun menyimpulkan bahwa tujuan utama AI adalah memberikan manfaat nyata bagi konsumen, tidak hanya mengejar teknologi demi teknologi. Pendekatan TCL ini terlihat melalui produk yang lebih cerdas, pabrik yang lebih efisien, dan inovasi yang membawa dampak sosial serta lingkungan.
Melalui penerapan AI yang terintegrasi dan pragmatis, TCL membangun cetak biru baru bagi industri elektronik konsumen dan manufaktur yang berorientasi pada pengalaman dan efisiensi.
