Performa Flagship dengan Chip Alternatif: Snapdragon vs Dimensity 2025, Mana Lebih Unggul?

Flagship tanpa Snapdragon kini semakin populer di pasar smartphone premium. MediaTek Dimensity 9500 mengubah paradigma lama yang menganggap Snapdragon sebagai satu-satunya opsi chipset terbaik untuk ponsel flagship. MediaTek berhasil menghadirkan performa dan efisiensi yang sangat kompetitif, membuat konsumen memiliki alternatif berkualitas tinggi.

Performa Dimensity 9500 dan Snapdragon 8 Elite Gen 5 kini bisa dibilang hampir seimbang. Berdasarkan hasil tes Geekbench 6 terbaru, Dimensity 9500 unggul sedikit pada single-core, sementara Snapdragon memimpin tipis di multi-core. Selisih performa di kedua aspek ini kurang dari 5%, sehingga tidak signifikan dalam penggunaan sehari-hari seperti media sosial, video call, ataupun multitasking berat.

Performa dan Gaming

Snapdragon sejak lama dikenal unggul dalam single-thread performance dan optimisasi gaming dengan GPU Adreno yang powerful. GPU ini mendukung fitur canggih seperti Vulkan 1.3 dan variable rate shading, yang membuat gaming di ponsel Snapdragon terasa lebih mulus dan responsif. Namun, Mali-G710 Ultra pada Dimensity 9500 sudah mengejar ketertinggalan dengan performa hanya 3–7% lebih rendah dalam benchmark gaming populer.

Kelebihan Dimensity ada pada stabilitas performa saat sesi gaming panjang. Sistem pendinginan dan manajemen daya yang efisien membuat ponsel Dimensity mampu mempertahankan FPS lebih stabil dan suhu perangkat lebih dingin dibanding Snapdragon, sehingga pengalaman bermain game berat seperti Genshin Impact di pengaturan ultra tetap nyaman tanpa adanya throttling berarti.

Efisiensi Daya

Keunggulan paling mencolok Dimensity 9500 adalah efisiensi daya dan pengelolaan panas. Snapdragon 8 Elite Gen 5 mengandalkan core Oryon yang cepat tapi boros daya dan cenderung menghasilkan panas lebih tinggi. Kondisi ini sering terasa saat ponsel digunakan dalam aktivitas berat seperti rekam video 4K atau gaming intensif.

Sebaliknya, MediaTek menggunakan pendekatan "performance-per-watt" sehingga konsumsi dayanya 8–12% lebih rendah pada beban kerja berat. Suhu permukaan ponsel yang memakai Dimensity 9500 juga 3–5°C lebih dingin. Uji battery drain selama 8 jam menunjukkan bahwa ponsel dengan Dimensity rata-rata mampu bertahan dengan sisa baterai 15–20% lebih banyak dibandingkan pesaing Snapdragon. Faktor ini sangat penting bagi pengguna yang mengutamakan daya tahan baterai tanpa kompromi performa.

Kecerdasan Buatan dan Kamera

Dalam komputasi AI, Snapdragon Hexagon NPU menawarkan performa AI hingga 45 TOPS yang sedikit lebih unggul ketimbang NPU generasi ke-8 Dimensity dengan 40 TOPS. Hal ini terlihat pada fitur computational photography seperti pengolahan HDR+ real time dan video stabilisasi yang umumnya lebih halus di ponsel Snapdragon.

Meski demikian, MediaTek semakin serius mengembangkan ISP dan perangkat lunak kamera melalui kerja sama dengan vivo dan OPPO. Misalnya, vivo X200 Pro dengan Dimensity 9500 mampu menghasilkan kualitas foto yang hampir setara dengan flagship Snapdragon Galaxy S25 Ultra, khususnya dalam kondisi pencahayaan baik.

Sisi konektivitas keduanya sudah sama-sama modern. Snapdragon memiliki modem X85 dengan kecepatan teoritis 10 Gbps, sementara Dimensity 9500 menggunakan modem 5G R17 dengan kecepatan hingga 7,9 Gbps. Selisih tersebut nyaris tidak terasa di kondisi nyata berkat keterbatasan infrastruktur 5G saat ini. Keduanya juga mendukung Wi-Fi 7 dan Bluetooth 5.4.

Harga dan Nilai

Perbedaan harga menjadi faktor menarik untuk pertimbangan membeli flagship tanpa Snapdragon. Ponsel dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 biasanya dipasarkan di kisaran Rp18–25 juta. Sementara perangkat Dimensity 9500 bisa didapatkan dengan harga Rp13–18 juta. Artinya, konsumen dapat menghemat hingga sekitar Rp5 juta tanpa harus mengorbankan performa, kestabilan suhu, maupun durasi baterai.

Penghematan ini bisa dimanfaatkan untuk pembelian aksesoris, layanan tambahan, atau bahkan perangkat kedua. Dengan penawaran nilai uang seperti ini, flagship Dimensity menjelma sebagai opsi sangat layak dan cerdas, apalagi bagi yang mengutamakan keseimbangan antara performa dan efisiensi.

Era monopoli Snapdragon di segmen flagship Android tampaknya berakhir pada 2025. MediaTek tidak lagi sekadar menawarkan alternatif murah, melainkan solusi premium yang mampu bersaing ketat. Pengguna yang mengutamakan performa mentah dan ekosistem kamera terbaik bisa memilih Snapdragon. Namun, untuk efisiensi baterai, suhu perangkat lebih dingin, dan harga lebih terjangkau, Dimensity 9500 layak jadi pilihan.

Dengan kondisi persaingan chipset yang semakin sehat, termasuk kehadiran Samsung Exynos yang juga mulai bangkit, konsumen kini mendapatkan keuntungan signifikan. Flagship tanpa Snapdragon bukan hanya "masih oke" tapi malah bisa menjadi pilihan yang lebih menguntungkan di tahun 2025.

Exit mobile version