Langkah baru Xiaomi dalam merampingkan jumlah ponsel yang dirilis mulai terlihat jelas bagi konsumen. Berbeda dengan strategi sebelumnya yang agresif meluncurkan banyak varian, kali ini mereka memilih fokus pada model terpilih dengan penguatan di aspek software dan ekosistem.
Keputusan ini muncul seiring kinerja bisnis ponsel Xiaomi yang menunjukkan tren kurang menggembirakan. Pendapatan di segmen smartphone tercatat turun sekitar 2% dibanding periode sebelumnya, menunjukkan pasar yang mulai jenuh dan kompetisi semakin ketat.
Fokus Pada Kualitas dan Dukungan Software
Xiaomi kini menetapkan sasaran baru dalam menghadirkan pengalaman penggunaan yang lebih konsisten secara global. Salah satu langkah konkret adalah memperpanjang dukungan software. Seri Xiaomi 15 dan Redmi Note 14 dijanjikan mendapatkan empat pembaruan OS dan enam tahun patch keamanan.
Langkah ini mengindikasikan Xiaomi ingin bersaing ketat dengan brand papan atas seperti Samsung dan Apple terkait kepuasan pelanggan jangka panjang. Lei Jun, CEO Xiaomi, mengungkapkan pentingnya penyatuan produk dalam ekosistem intuitif yang terhubung, bukan sekadar perang spesifikasi kamera atau performa chipset.
Perubahan Fokus Pasar: AIoT dan Mobil Listrik
Sementara bisnis smartphone stagnan, Xiaomi justru mencatatkan pencapaian tinggi di sektor perangkat AIoT dan kendaraan listrik. Penjualan IoT melonjak lebih dari 44%. Mobil listrik Xiaomi seperti SU7 dan YU7 menyumbang pendapatan hingga lebih dari 20 miliar yuan, menandai perubahan arah perusahaan.
Xiaomi kini membangun visi “human-car-home”, menghubungkan smartphone, perangkat rumah pintar, serta mobil listrik dalam satu kesatuan ekosistem yang lebih mulus. Setiap produk yang diluncurkan tidak lagi berdiri sendiri, melainkan terintegrasi sehingga nilai tambah tidak hanya di fitur, tapi juga keterhubungan antar perangkat.
Dampak Dari Pasar India
Salah satu alasan Xiaomi merombak strategi terlihat dari situasi di India, pasar penting mereka. Pengiriman ponsel Xiaomi di sana anjlok hingga 42% menurut data pengiriman terakhir, menyebabkan mereka turun dari puncak ke posisi keenam.
Penyebabnya diduga dari terlalu banyak tipe yang tumpang tindih antara lini Redmi, Poco, dan Xiaomi. Perbedaan software di tiap wilayah juga memberikan pengalaman pengguna yang tidak konsisten dan membingungkan. Xiaomi kini menata lini produk agar lebih rapi dan mudah dipahami konsumen.
Daya Saing Melalui Produk Pilihan
Ada beberapa langkah yang ditempuh Xiaomi sebagai bagian dari strategi baru mereka:
- Membatasi jumlah smartphone baru yang dirilis setiap tahun.
- Memperpanjang masa dukungan software baik dalam hal pembaruan OS maupun security patch.
- Memperkuat sinergi produk melalui konsep ekosistem human-car-home.
- Mengutamakan kualitas dan pengalaman pengguna yang konsisten di seluruh pasar global.
Perubahan ini diharapkan membuat setiap perangkat Xiaomi mempunyai identitas jelas, tidak sekadar banyak varian dengan spesifikasi hampir serupa. Dengan demikian, konsumen lebih mudah mengenali keunggulan setiap model.
Jika strategi baru ini berjalan baik, posisi Xiaomi perlahan dapat bertransisi. Mereka tak hanya dikenal sebagai produsen ponsel murah namun juga sebagai inovator teknologi dengan ekosistem terintegrasi yang menyatu ke dalam kehidupan pengguna.
