Enam Rekomendasi CISDI untuk Peringatan Kemasan Produk Tinggi Gula, Garam, dan Lemak

Shopee Flash Sale

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menegaskan pentingnya penerapan label peringatan pada kemasan produk tinggi gula, garam, dan lemak. Label ini diharapkan dapat membantu konsumen membuat pilihan yang lebih sehat dalam waktu singkat saat berbelanja.

Menurut Chief Research and Policy Officer CISDI, Olivia Herlinda, konsumen hanya melihat kemasan selama tujuh detik sebelum membeli. Oleh karena itu, label yang sederhana dan mudah dipahami sangat penting untuk memberikan informasi yang cepat dan jujur.

Data Euromonitor (2024) menunjukkan konsumsi makanan tidak sehat di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dalam dua dekade terakhir. Lonjakan ini juga diikuti oleh peningkatan prevalensi obesitas yang berkontribusi pada beban kesehatan negara, seperti penyakit diabetes dan hipertensi.

Meskipun Indonesia sudah memiliki kebijakan label seperti Guideline Daily Amount (GDA) dan logo Pilihan Lebih Sehat, penerapannya masih bersifat sukarela. Hal ini menyebabkan kebijakan tersebut kurang efektif menurunkan konsumsi produk tinggi gula, garam, dan lemak.

Food Policy Analyst CISDI, Ika Nindyas Ranitadewi, menyebutkan beberapa model label yang sedang dipertimbangkan di Indonesia. Dari berbagai opsi, label peringatan depan kemasan yang wajib dinilai paling efektif menurunkan konsumsi produk tidak sehat dan mendorong reformulasi produk oleh industri, seperti yang berhasil di Cile, Peru, dan Meksiko.

Salah satu kendala dalam pembuatan kebijakan adalah keterlibatan industri makanan dan minuman secara tidak transparan dalam proses penyusunan peraturan. Hal ini berisiko mengalihkan fokus kebijakan dari perlindungan kesehatan menjadi kepentingan komersial.

Advocacy Officer CISDI, Aliyah Almas Sa’adah, menegaskan bahwa klaim industri terkait dampak label peringatan terhadap ekonomi tidak berdasar. Ia mengingatkan bahwa melindungi konsumen dengan informasi gizi yang jelas merupakan bagian dari hak atas kesehatan yang harus dipenuhi pemerintah.

CISDI menggarisbawahi pentingnya partisipasi masyarakat sipil, akademisi, komunitas konsumen, dan media dalam proses perumusan kebijakan. Keterlibatan publik menjaga transparansi dan akuntabilitas, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan standar PBB.

Berikut enam rekomendasi utama CISDI untuk kebijakan label peringatan yang efektif di Indonesia:

1. Mewajibkan label peringatan dengan desain yang jelas dan berbasis bukti ilmiah.
2. Menggabungkan kebijakan label dengan cukai dan pembatasan pemasaran produk tinggi gula, garam, dan lemak.
3. Menyesuaikan kebijakan berdasarkan studi Nutrition Profiling Model (NPM) khusus produk pangan olahan lokal.
4. Memperkuat koordinasi antar lembaga dan meningkatkan kemauan politik para pemimpin negara.
5. Melibatkan organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan komunitas konsumen untuk memastikan transparansi kebijakan.
6. Menerapkan regulasi ketat untuk mengantisipasi konflik kepentingan dan intervensi industri.

Rekomendasi ini bertujuan agar kebijakan label peringatan di Indonesia dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat. Penerapan label yang jelas dan kewajiban untuk industri diyakini akan mendorong pengurangan konsumsi produk berisiko dan memperbaiki kualitas produk di pasar.

Kebijakan yang transparan dan bebas dari pengaruh industri sangat penting untuk menjamin perlindungan konsumen. Dengan demikian, informasi gizi yang disajikan pada kemasan produk dapat benar-benar membantu masyarakat dalam membuat pilihan makanan yang sehat dan mencegah peningkatan penyakit tidak menular.

Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com

Berita Terkait

Back to top button