
Band Iconic Tourist menunjukkan preferensinya dalam berkarya musik dengan nyaman mengusung lagu berbahasa Inggris. Mereka telah menuangkan ide ini dalam album debut mereka yang berjudul If There Were A Band At The Opera. Album tersebut menampilkan nuansa orkestra yang kental, sebuah kombinasi unik antara rock alternatif dan musik klasik.
Band ini didirikan pada tahun 2023 dan beranggotakan Jova Rangkuti (vokal/gitar), Reno Rendragraha (drum), Ananda Viguno (gitar), serta Tyo Priohutomo (bass). Nama Iconic Tourist mulai dikenal karena inspirasi kuat dari band-band rock Inggris seperti Arctic Monkeys dan The 1975 yang mempengaruhi arah musik mereka. Dalam album debutnya, lagu-lagu berbahasa Inggris mendominasi seperti “Give It To Me”, “Dangerous Circle”, dan “Oh Honey”.
Unsur Orkestra Menguatkan Karakter Musik
Menurut Reno, pilihan memasukkan unsur strings dan orkestrasi tidaklah kebetulan. "Kami semua suka musik klasik, jadi konsepnya datang dari apa yang ada di kepala kami," jelasnya usai tampil dalam pertunjukan musikal "IDC Indonesia 25 Years: The Musical". Kehadiran elemen klasik dalam musik mereka membuat Iconic Tourist menawarkan warna yang berbeda di panggung musik Indonesia.
Meskipun mengandalkan bahasa Inggris dalam lagu-lagu mereka, Iconic Tourist juga menunjukkan keseriusan dan keberanian membawakan lagu berbahasa Indonesia dalam momen tertentu. Jova Rangkuti mengungkapkan bahwa mereka memang lebih merasa nyaman dengan bahasa Inggris, dan bukan tanpa alasan mereka memilih jalur tersebut.
Dukungan Penuh dari Musisi Senior
Langkah Iconic Tourist mendapatkan dukungan penuh dari sejumlah musisi senior di Indonesia. Ivanka Slank secara khusus mengapresiasi penggunaan lagu berbahasa Inggris. "Lirik dengan bahasa barat menurut gue nggak masalah… Konten musik sekarang sangat mudah diakses oleh banyak orang melalui platform digital," katanya. Ivanka meyakini bahwa pendekatan lagu berbahasa Inggris memungkinkan mereka menjangkau audiens internasional yang lebih luas.
Selain Ivanka Slank, musisi lain seperti Bongki BIP dan Thomas Ramdhan dari Gigi Band juga menyatakan dukungan mereka. Bongki menyebut bahwa Iconic Tourist memiliki ciri khas yang mampu membedakan mereka dari band lain di era musik saat ini. Hal ini membuktikan bahwa band ini mampu membawa sesuatu yang segar dan berbeda dalam lagu-lagu mereka.
Strategi Musik dan Masa Depan Band
Iconic Tourist berambisi melanjutkan aktivitas mereka dengan terus merilis karya-karya baru dan memperkuat eksistensi di panggung musik Tanah Air. Mereka memandang bahasa Inggris sebagai medium yang paling nyaman untuk mengekspresikan karya musik mereka. Platform digital menjadi kunci mereka dalam memperkenalkan lagu-lagu mereka ke panggung global.
Berikut ini beberapa aspek utama yang menjadi strategi Iconic Tourist dalam bermusik:
- Menggabungkan unsur orkestra untuk menonjolkan karakter musik.
- Menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam lirik lagu.
- Mendapat dukungan dan pengakuan dari musisi senior Indonesia.
- Berambisi menjangkau audiens luas, baik lokal maupun internasional.
- Terus aktif tampil dalam berbagai pertunjukan musik sebagai sarana promosi.
Pendekatan ini menunjukkan keseriusan band dalam mengembangkan identitas musik yang khas sekaligus mengikuti perkembangan zaman. Mereka juga membuka peluang untuk eksplorasi musik yang lebih luas dan tidak terbatasi oleh lokalitas bahasa.
Kenyamanan Iconic Tourist dalam berkarya dengan bahasa Inggris menunjukkan tren baru dalam dunia musik Indonesia. Hal ini semakin dipermudah oleh kemajuan teknologi dan platform digital yang memungkinkan lagu-lagu mereka didengar oleh pendengar dari berbagai belahan dunia. Dorongan dan motivasi dari musisi ternama seperti Ivanka Slank menjadi momentum untuk terus eksis dan berkarya secara konsisten.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id





