
The Carpenter’s Son adalah film horor religi yang mengangkat kisah masa kecil hingga remaja Yesus. Film ini diadaptasi dari Injil Apokrif Thomas, sebuah teks yang berisi cerita yang kontroversial dan dianggap sesat oleh sebagian kalangan. Sutradara Lotfy Nathan menghadirkan kisah dengan sudut pandang berbeda dan menampilkan aktor seperti FKA Twigs sebagai Maria, Noah Jupe sebagai Yesus, dan Nicolas Cage sebagai Joseph.
Cerita dibuka dengan kelahiran Yesus di sebuah kandang pada era Anno Domini. Kemunculan cahaya misterius menjadi pertanda keajaiban, namun keluarga tersebut harus melarikan diri dari pembantaian anak-anak oleh Raja Herodes. Film melompat ke tahun 15 Masehi di mana keluarga Joseph, Maria, dan Yesus terus berpindah tempat karena kekuatan Yesus yang luar biasa.
Joseph, sang tukang kayu sekaligus ayah angkat Yesus, justru merasa kekuatan itu sebagai malapetaka. Ia terus khawatir mukjizat tersebut membawa bahaya, sehingga ia berupaya memegang teguh keimanan dan membimbing keluarganya untuk tetap berdoa. Hal ini menunjukkan sisi manusiawi tokoh ini dalam menghadapi situasi sulit.
Yesus remaja digambarkan tengah bergulat dengan kekuatannya dan menghadapi krisis pubertas. Konflik batin dan godaan setan menjadi tema utama yang mengangkat sisi horor film ini. Dialog yang minim pengenalan karakter justru membuat penonton harus memiliki pengetahuan tentang kisah Yesus untuk mengikuti alur.
Secara umum, The Carpenter’s Son menghadirkan kisah Yesus dari sudut yang jarang diangkat dalam film religi. Film berani menggambarkan sisi gelap dan pergulatan batin keluarga suci ini. Namun, banyak ulasan menyebut bahwa elemen horor lebih terasa aneh ketimbang menakutkan.
Berikut ini poin penting dalam film ini:
1. Kelahiran Yesus dalam kondisi darurat dan ancaman pembantaian.
2. Keluarga harus berpindah-pindah akibat kekuatan Yesus.
3. Joseph yang terus-menerus khawatir akan malapetaka dari mukjizat.
4. Konflik batin dan godaan setan yang menghantui Yesus remaja.
5. Film menampilkan sudut pandang berbeda dan kontroversial.
Film ini juga memicu perdebatan karena mengadaptasi teks apokrif yang banyak dipertanyakan keotentikannya dan menyajikan versi berbeda dari kisah tradisional. Penonton disuguhkan interpretasi yang berani, namun tidak cocok untuk mereka yang mencari penggambaran konvensional.
The Carpenter’s Son menjadi tontonan menarik bagi yang ingin melihat sisi lain dari kisah keagamaan. Namun, elemen horornya yang unik dan pendekatan narasi yang berbeda menimbulkan respons beragam. Film ini mungkin bukan pilihan untuk penonton yang menginginkan penggambaran Yesus yang lebih klasik dan straightforward.
Sutradara Lotfy Nathan berhasil membawa perspektif yang jarang diangkat dalam film keagamaan. FKA Twigs, Noah Jupe, dan Nicolas Cage memberikan performa yang kuat meski karakter mereka tidak dijelaskan secara eksplisit. Pendekatan visual dan tema gelap membuat film ini menonjol, meski menimbulkan kontroversi.
The Carpenter’s Son menunjukkan bahwa cerita-cerita keagamaan bisa diinterpretasi dari berbagai sudut. Meski mengandung unsur horor, film ini mencoba menggali pergulatan manusiawi dalam keluarga Yesus yang jarang ditampilkan. Tema tentang ketakutan, godaan, dan kekhawatiran meresap ke dalam narasi secara dramatis.
Dengan segala kontroversi yang menyelimutinya, film ini menjadi salah satu karya yang menantang persepsi umum tentang tokoh sentral agama Kristen. Penonton diimbau untuk menonton dengan perspektif terbuka dan kritis terhadap bahan sumber yang digunakan. The Carpenter’s Son memberikan pengalaman sinematik yang berbeda dan mengundang diskusi.
Baca selengkapnya di: lifestyle.bisnis.com





