Film The Great Flood kini menjadi perbincangan hangat karena memiliki plot twist yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus untuk memahaminya. Film ini tidak sekadar menampilkan bencana alam banjir besar, melainkan mengemas cerita dengan unsur teknologi canggih dan emosi mendalam yang membentuk inti narasi.
Untuk menonton dan memahami The Great Flood dengan optimal, ada tiga hal penting yang wajib dipahami agar penonton tidak kebingungan saat mengikuti alur cerita film ini.
1. Banjir Dalam Film Ada Dua Jenis
Adegan banjir di film ini terbagi menjadi dua tipe berbeda. Pertama adalah banjir nyata yang terjadi di awal dan menyebabkan banyak kematian, termasuk memengaruhi karakter Gu An Na. Banjir ini terjadi secara natural dan menjadi latar utama di bagian awal cerita.
Kedua adalah banjir yang merupakan bagian dari simulasi atau eksperimen canggih untuk menguji emosi manusia artifisial. Adegan ini muncul setelah urutan di luar angkasa dan menjelaskan bahwa apa yang dialami Gu An Na bukan sekadar mimpi, melainkan bagian dari eksperimen. Simulasi ini menjadi fondasi bagi pengembangan emosi pada AI dalam film.
2. Bukan Time Loop, Melainkan Iterasi AI
Penonton mungkin tergoda mengira film ini memakai konsep time loop karena adegan berulang yang melibatkan Anna, seorang ibu yang terus mencoba menyelamatkan anaknya Jain. Padahal, adegan ini menunjukkan iterasi atau pengulangan dalam dunia pemrograman AI, bukan lingkaran waktu.
Anna dalam film bukan manusia asli, melainkan simulasi sistem yang bertugas melatih Jain, anak AI, untuk mengembangkan emosi manusia. Setiap kegagalan Anna mengulangi siklus dengan ingatan dan pengalaman yang ter-reset sehingga Jain bisa belajar dari setiap proses. Konsep iterasi ini menguatkan tema eksperimen emosi AI, bukan perjalanan waktu ala fiksi ilmiah biasa.
3. Cerita Mengangkat Hubungan Emosional Ibu-Anak
Lebih dari sekadar bencana dan teknologi, film ini menempatkan hubungan ibu dan anak sebagai inti emosional utama. Anna berusaha keras menyelamatkan Jain dengan segala cara di tengah situasi ekstrem.
Kasih sayang antara keduanya menjadi sumber kekuatan di tengah tantangan besar. Anna digambarkan memiliki ketakutan mendalam bila gagal melindungi Jain, sehingga perjuangan mereka menghadirkan kedalaman emosional sekaligus makna kemanusiaan yang kuat.
Dalam The Great Flood, kisah perlawanan hidup terhadap bencana bertemu dengan refleksi mendalam tentang kasih ibu dan kecanggihan teknologi AI. Pemahaman tiga aspek ini membantu penonton menginterpretasikan film tanpa kebingungan sekaligus menambah apresiasi terhadap pesan yang disampaikan.
Film ini menempatkan emosi dan hubungan insani sebagai pondasi cerita, bukan sekadar efek visual banjir dan situasi mencekam. Berbagai elemen plot twist dan lapisan simulasi membuat film ini berbeda dari film bencana biasa.
Dengan memahami hal-hal tersebut, pengalaman menonton The Great Flood bisa menjadi lebih bermakna dan tidak membingungkan. Penonton dapat mengeksplorasi tema kemanusiaan yang dikemas secara unik lewat perpaduan antara bencana, AI, dan ikatan ibu dan anak.
Baca selengkapnya di: www.suara.com





