Marshanda kini tinggal bersama putri semata wayangnya, Sienna Ameerah Kasyafani, setelah sebelumnya Sienna tinggal bersama ayahnya selama sepuluh tahun. Perubahan ini membawa kebahagiaan sekaligus kekhawatiran bagi Marshanda terkait keputusan masa lalu soal hak asuh anak.
Pada saat proses perceraian, Marshanda memilih tidak menempuh jalur banding untuk memperjuangkan hak asuh penuh atas Sienna. Ia percaya bahwa mantan suaminya, Ben Kasyafani, dapat menjalankan peran orangtua dengan dewasa dan mereka bisa melakukan co-parenting secara baik. Pilihan ini sempat membuat orang-orang di sekitarnya, termasuk pengacaranya, merasa heran dan memberikan peringatan keras karena kekhawatiran Sienna kelak akan kecewa.
Marshanda merasa takut keputusan tersebut ternyata salah dan menimbulkan rasa sesal. Ia kemudian mengajak Sienna berbicara secara terbuka untuk mencurahkan segala kegelisahan yang ia pendam selama sepuluh tahun terakhir. Dalam perbincangan itu, Marshanda menanyakan apakah Sienna merasa kecewa karena ibunya tidak memperjuangkan hak asuh lebih keras di masa lalu.
Jawaban Sienna sangat mengejutkan sekaligus menguatkan hati Marshanda. Sang putri menyampaikan bahwa ia tidak membutuhkan ibu yang sempurna, melainkan ibu yang selalu hadir dan ada untuknya. Kalimat sederhana itu menjadi bukti nyata bagi Marshanda bahwa pilihannya selama ini didasari oleh keyakinan dan iman yang tak tergoyahkan pada Tuhan.
Keputusan Marshanda untuk tidak memperjuangkan hak asuh demi menghindari kenangan buruk tentang orangtua yang bertengkar menunjukkan sikap dewasa dan bijaksana. Ia ingin membangun hubungan yang sehat dan penuh pengertian demi kebaikan Sienna. Kini, kehadiran Marshanda dalam keseharian sang putri semakin mempererat ikatan mereka.
Perjalanan Marshanda selama ini mengajarkan pentingnya mendengarkan kebutuhan anak dan memprioritaskan kebahagiaan mereka di tengah situasi keluarga yang rumit. Sikap rendah hati dan kerelaan menerima keadaan membuat hubungan ibu dan anak ini semakin harmonis dari waktu ke waktu.
