Advertisement

Alasan Aura Kasih Memutuskan Menolak Tawaran Bergabung ke Partai Politik

Aura Kasih mengungkap pernah mendapat tawaran menjadi calon legislatif DPR dari sebuah partai politik meskipun belum resmi bergabung. Hal ini disampaikan dalam wawancara bersama Vasko Ruseimy di kanal YouTube Macan Idealis pada akhir Desember 2025.

Tawaran masuk dunia politik sudah ia terima sejak awal masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bahkan, ada partai yang secara terbuka menawarkan imbalan finansial agar ia bersedia maju sebagai calon anggota dewan.

Aura Kasih mengaku bersyukur karena popularitasnya sebagai selebriti membuat banyak partai meliriknya. Namun, ketertarikan tersebut membuatnya berpikir ulang soal keterlibatan di dunia politik praktis.

Sikap idealisme menjadi alasan utama Aura menolak bergabung dengan partai politik. Ia merasa sistem politik yang ada akan membatasi ruang geraknya yang selama ini sudah luas sebagai artis dan figur publik.

Menurut Aura Kasih, ia menikmati dunia politik sebagai konsep dan kepedulian sosial. Namun, dirinya enggan terikat oleh aturan dan dinamika partai yang dianggapnya “terkungkung”.

Aura menambahkan bahwa politik bukan untuk semua orang, termasuk dirinya yang lebih nyaman berkontribusi tanpa terlibat dalam institusi politik formal. Keputusan mundur tersebut diambil setelah mempertimbangkan kondisi pribadinya secara matang.

Sebelumnya, Aura Kasih pernah mendapatkan rekomendasi dari Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) Partai Golkar Jawa Barat. Ia diminta maju sebagai caleg di daerah pemilihan Banjar, Ciamis, dan Pangandaran.

Isu kedekatannya dengan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang dikaitkan dengan rekomendasi partai itu juga pernah dibantah langsung oleh Aura Kasih. Ia menegaskan bahwa tidak ada hubungannya dengan dukungan politik pribadi.

Penolakan Aura Kasih terhadap tawaran politik menyoroti dilema yang kerap dialami selebriti di Indonesia. Mereka punya potensi elektoral, tetapi pilihan berpolitik praktis bisa bertentangan dengan karakter dan nilai-nilai pribadi.

Berbagai tawaran yang didapat Aura sejak 2014-an menunjukkan bagaimana partai politik menggencarkan strategi merekrut tokoh populer untuk meningkatkan elektabilitas. Namun, tidak semua figur publik nyaman dengan pola kerja politik konvensional.

Aura Kasih memilih fokus pada karier dan kegiatan sosial yang lebih fleksibel tanpa harus terikat pada dinamika partai atau birokrasi pemerintahan. Sikapnya ini mencerminkan tren sebagian artis yang mengutamakan kebebasan berkreasi dan berpengaruh di luar ranah politik formal.

Dengan pertimbangan itu, Aura Kasih memutuskan mundur dari rencana mengikuti kontestasi politik demi menjaga integritas dan idealismenya. Ia juga memberikan contoh bahwa keterlibatan dalam politik bisa bervariasi sesuai kebutuhan dan kondisi individu.

Kisah Aura Kasih memberikan gambaran konkret tentang bagaimana selebriti menghadapi tawaran politik di Indonesia. Keputusan menolak tawaran tersebut menjadi sorotan karena ia tetap menjaga prinsip dan pilihannya secara bijaksana.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button