Nama Inara Rusli kembali menjadi sorotan publik setelah dituding sebagai pelakor dalam rumah tangga pengacara Insanul Fahmi dan Wardatina Mawa. Tuduhan ini muncul setelah Wardatina mengungkap dugaan perselingkuhan suaminya dengan seorang artis, yang diduga kuat adalah Inara Rusli.
Kontroversi ini menjadi lebih menarik karena jejak digital Inara menyatakan keterbukaannya terhadap poligami. Pada 2023, dalam sebuah podcast bersama Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Inara secara tegas menyatakan persetujuannya terhadap poligami yang sesuai syariat agama. Ia menegaskan bahwa poligami harus dijalankan dengan pondasi takut kepada Allah dan dilaksanakan secara tertutup agar tidak menimbulkan dampak negatif.
Inara berpendapat bahwa poligami memang dapat menimbulkan rasa sakit, tetapi jika dilakukan dengan landasan agama dan keadilan, itu menjadi sesuatu yang bisa diterima. Ia juga menyatakan kesediaannya untuk dipoligami asalkan dilakukan dengan serius dan penuh tanggung jawab oleh suaminya. Pernyataan ini menjadi klaster berbeda dari tuduhan pelakor yang kini dia hadapi.
Berikut dua poin utama dari pernyataan Inara mengenai poligami:
1. Poligami harus dijalankan sesuai ajaran syariah dan dilakukan secara diam-diam agar tidak menimbulkan masalah sosial.
2. Fondasi suami poligami harus takut kepada Allah agar berlaku adil dan tidak menyakiti hati istri.
Tudingan pelakor terhadap Inara ini mendapat sorotan luas dari warganet, mengingat sikap vokalnya yang selama ini menentang perselingkuhan. Banyak yang menganggap ada kontradiksi antara pandangannya soal poligami dan dugaan keterlibatannya dalam kasus perselingkuhan.
Isu ini memicu perdebatan hangat di media sosial tentang konsistensi sikap Inara terhadap masalah rumah tangga. Poligami sebagai konsep agama memang diatur dengan ketentuan yang ketat, tetapi pelanggaran batas tersebut, seperti perselingkuhan, menimbulkan stigma negatif yang kuat.
Hingga saat ini, Inara Rusli belum memberikan klarifikasi atau pernyataan resmi terkait tuduhan pelakor yang dialamatkan kepadanya. Situasi ini membuka ruang diskusi di kalangan masyarakat mengenai perbedaan antara poligami yang sah dan perselingkuhan yang merusak rumah tangga.
Media sosial menjadi arena panas bagi berbagai opini mengenai kasus ini. Banyak pihak mengingatkan pentingnya melihat fakta secara lengkap sebelum mengambil kesimpulan. Di sisi lain, kasus ini juga memperlihatkan bagaimana jejak digital dan pernyataan masa lalu bisa kembali menjadi bahan evaluasi publik di era informasi yang terbuka.
Dari peristiwa ini, masyarakat dapat memetik pelajaran penting soal kewaspadaan dalam menjaga nama baik, terutama bagi figur publik dengan riwayat pernyataan yang pernah viral. Kasus ini juga menegaskan sensitivitas isu rumah tangga, poligami, dan perselingkuhan yang masih menjadi topik hangat di Indonesia.
Masih perlu pemantauan lebih lanjut terkait perkembangan isu ini, terutama dari sisi keterangan resmi Inara Rusli dan pihak-pihak terkait lainnya. Tudingan pelakor dan pernyataan tentang poligami menjadi pengingat bahwa realitas rumah tangga sering lebih kompleks dibandingkan pernyataan di media.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com