
Bank Mandiri Tbk (BMRI) diprediksi akan menunjukkan pemulihan laba pada bulan Desember mendatang. Analis dari BRI Danareksa Sekuritas merevisi target harga saham BMRI dengan proyeksi laba bersih mencapai Rp 52,3 triliun pada Desember, tumbuh 5,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Proyeksi laba pada bulan Desember tersebut naik meski laba bersih untuk bulan Desember diperkirakan turun 11% menjadi Rp 49,6 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan kredit sebanyak 12% yang diharapkan mampu menutupi penurunan margin bunga bersih (NIM) sebesar 26 basis poin karena persaingan ketat di segmen wholesale.
Faktor Penopang Laba BMRI
Selain pertumbuhan kredit, normalisasi rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) juga akan membantu pemulihan laba. Pada bulan Desember, CIR diperkirakan turun menjadi 41,9% dari 46,5% pada bulan sebelumnya akibat penurunan biaya operasional. Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano, menyatakan bahwa tidak adanya beban satu kali atau one-off expenses pada bulan Desember memperkuat pengurangan biaya operasional hingga 7%.
Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan kredit didominasi segmen wholesale, sementara segmen ritel mengalami perbaikan akibat meningkatnya kepercayaan konsumen. NIM untuk Desember akan tetap stabil di kisaran 4,8-5%, dengan penurunan yield aset produktif yang diimbangi oleh penurunan biaya dana (cost of fund/CoF).
Optimisme Manajemen terhadap Kualitas Aset
Manajemen BMRI tetap optimistis terhadap kualitas aset di segmen korporasi. Kredit lebih banyak disalurkan ke korporasi besar, kredit investasi, dan sektor ekspor yang berorientasi pada ekspansi dan pengembangan usaha. Hal ini dianggap sebagai faktor positif untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank Mandiri ke depan.
Revisi target harga saham ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap prospek Bank Mandiri di tengah persaingan yang ketat, namun tetap diiringi dengan strategi pengelolaan biaya yang efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.





