Laba Bank Mandiri Tumbuh 28,7% Mtm, Didorong Peningkatan Kredit dan Efisiensi Biaya

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 28,7% secara bulanan per November. Kenaikan ini didorong oleh penurunan beban bunga dan pertumbuhan pendapatan bunga yang signifikan.

Pendapatan bunga Bank Mandiri tumbuh 9,5% secara tahunan hingga November, sementara beban bunga menurun menjadi Rp3,6 triliun. Penurunan beban bunga ini mulai terlihat sejak kuartal II dan berlanjut hingga kuartal IV. Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menyatakan kondisi likuiditas pasar semakin kondusif. Selain itu, pengelolaan struktur pendanaan yang efisien turut membantu menekan beban bunga.

Novita menegaskan bahwa perbaikan biaya pendanaan memberikan ruang bagi bank untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas. Fokus bank tetap pada kualitas pendanaan dan pengelolaan likuiditas yang prudent. Pendapatan non-bunga juga tumbuh 12,1% secara tahunan pada November, didorong oleh peningkatan transaksi digital dan optimalisasi solusi keuangan nasabah.

Kontribusi fee based income dari transaksi digital naik sekitar 14% secara tahunan. Khususnya, fee dari Livin’ by Mandiri meningkat 19,8% yoy. Selain itu, solusi treasury Bank Mandiri mencatat kenaikan fee hingga 55%, berkat aktivitas trading dan client services yang meningkat.

Efisiensi juga menjadi kunci, tercermin dari penurunan operating expenses sebesar 20,2% secara bulanan. Rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio) tercatat 42,97%, menunjukkan pengelolaan biaya yang efektif. Kredit yang disalurkan Bank Mandiri tumbuh 13,1% secara tahunan menjadi Rp1.452 triliun, melewati rata-rata industri.

Dana pihak ketiga (DPK) juga melonjak 15,9% menjadi Rp1.584 triliun, dengan Loan to Deposit Ratio yang optimal di kisaran 91%. Novita mengungkapkan bahwa likuiditas yang sehat membuka kapasitas ekspansi pembiayaan lebih luas hingga akhir tahun. Total aset bank mencapai Rp2.120 triliun, meningkat 14,6% yoy.

Bank Mandiri mengedepankan keseimbangan antara ekspansi bisnis dan penguatan fundamental. Rasio non-performing loan (NPL) tercatat hanya 0,99%, dengan coverage ratio sekitar 260%. Beban pencadangan menurun 36% secara tahunan, yang semakin memperkuat kinerja laba bank. Momentum positif ini diharapkan berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan serta stabilitas ekonomi nasional.

Baca selengkapnya di: www.cnbcindonesia.com
Exit mobile version