Amerika Serikat secara nyata kembali hadir di Filipina dengan skala yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Setelah lebih dari tiga dekade meninggalkan pangkalan militer di negara tersebut, Amerika kini memperkuat kehadirannya lewat berbagai proyek strategis dan peningkatan kerja sama pertahanan.
Keaktifan Amerika di kawasan ini merupakan respons terhadap peningkatan pengaruh China, terutama di Laut China Selatan. Sejak tahun lalu, relasi militer antara kedua negara mengalami percepatan signifikan, dengan penambahan latihan gabungan dan pembangunan infrastruktur militer yang didukung dana dari pemerintah Amerika sebesar setengah miliar dolar.
Kehadiran Militer di Lokasi Strategis
Adapun tiga tempat utama yang menjadi fokus keterlibatan militer Amerika di Filipina adalah Batanes, Palawan, dan Subic Bay. Di Batanes, pangkalan operasi maju baru dibuka dan latihan militer gabungan dilaksanakan, termasuk pengujian sistem rudal anti-kapal terbaru yang menjadi langkah penting memperkuat pertahanan wilayah utara Filipina dekat perairan Taiwan.
Sementara itu, di Palawan, Amerika berencana membangun fasilitas perbaikan kapal yang mampu mendukung operasi kapal tanpa awak dan rencananya juga melakukan pembangunan fasilitas untuk memperkuat operasi keamanan di wilayah Laut Filipina Barat.
Penguatan di Subic Bay
Di Subic Bay, kerja sama juga semakin intens dengan rencana pendirian fasilitas produksi amunisi bersama serta penyimpanan dan pemeliharaan alat tempur Marinir Amerika. Rencana ini akan menempatkan peralatan Marinir AS dalam posisi strategis yang siap digunakan dengan cepat pada tahun depan.
Menurut laporan Reuters dan USNI News, langkah ini mencerminkan strategi Amerika untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Filipina sebagai bagian dari upaya meredam pengaruh militer China di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan hadirnya pasukan dan fasilitas baru tersebut, ditambah adanya koordinasi lewat Task Force Philippines yang mulai beroperasi tahun depan, Amerika memastikan komitmennya demi menjaga stabilitas regional. Aktivitas ini mencerminkan kebijakan National Security Strategy Amerika yang memadukan keterlibatan ekonomi dengan kemampuan deteren militer.
Langkah besar Amerika ini menandakan penguatan aliansi strategis dengan Filipina yang berkelanjutan. Sementara dinamika geopolitik terus berkembang, kolaborasi kedua negara dalam bidang pertahanan akan menjadi salah satu faktor utama penentu keamanan kawasan Asia Tenggara.
Baca selengkapnya di: www.rappler.com