Saham Superbank (SUPA) Alami ARB Hanya 4 Hari Setelah IPO
Saham PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) memulai perdagangan pagi ini dengan penurunan signifikan. Harga saham langsung menyentuh auto rejection bawah (ARB) turun 14,63% ke Rp1.050 per saham pada pukul 9:10 WIB.
Volume transaksi saham SUPA mencapai 276 juta lembar dengan frekuensi lebih dari 101 ribu kali, total nilai mencapai Rp316,8 miliar. Kinerja ini terjadi hanya empat hari setelah pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Desember.
Pada hari pertama, harga saham SUPA malah naik hingga menyentuh batas atas (auto rejection atas/ARA) dengan kenaikan 24,4% ke harga Rp790. Saat ini, antrean beli pada harga ARA tercatat sebanyak 12,49 juta lot. Kenaikan dan koreksi cepat ini mencerminkan volatilitas tinggi saham bank digital milik Grup Emtek tersebut.
Superbank melepas 4,4 miliar saham baru dalam penawaran umum perdana (IPO) dengan harga Rp635 per saham. Porsi saham yang dilepas tersebut setara dengan 13% modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp2,79 triliun.
Presiden Direktur Superbank, Tigor Siahaan, menyatakan pencatatan saham di IDX membuka babak baru bagi Superbank. Ia menegaskan modal IPO akan digunakan memperluas akses kredit dan mempercepat inovasi produk ke masyarakat luas. "Dengan dukungan ekosistem digital yang kuat, kami siap memperkuat layanan finansial yang aman dan relevan," ujar Tigor.
Penggunaan dana IPO akan difokuskan pada dua hal utama:
- 70% digunakan sebagai modal kerja untuk penyaluran kredit ke segmen underbanked, khususnya ritel dan UMKM.
- 30% dialokasikan untuk belanja modal meliputi pengembangan produk, sistem pembayaran digital, infrastruktur IT, serta investasi jangka panjang di teknologi AI, data analytics, dan keamanan siber.
Koreksi harga saham SUPA setelah IPO ini menunjukkan dinamika pasar yang tinggi. Investor disarankan mengamati kinerja fundamental perusahaan yang masih muda di pasar modal. Superbank berpotensi menjadi pemain digital banking penting dengan dukungan Grup Emtek dan sumber daya IPO yang kuat.
Baca selengkapnya di: www.cnbcindonesia.com