Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mulai melakukan evaluasi terhadap cabang olahraga yang gagal meraih medali emas pada SEA Games 2025. Fokus evaluasi utama tertuju pada tim nasional sepak bola yang gagal total dan berpotensi tidak dikirim ke Asian Games 2026 di Jepang.
Rapat evaluasi dibuka langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir, didampingi Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Surono dan tim review SEA Games 2025. Hasil rapat awal merekomendasikan analisis mendalam yang akan dilaksanakan pada minggu kedua Januari.
Hasil SEA Games 2025 dan Evaluasi Cabor
Indonesia berhasil meraih 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu, menduduki peringkat kedua di SEA Games 2025. Walau perolehan medali meningkat dari SEA Games sebelumnya, ada sejumlah cabang olahraga yang menjadi sorotan, terutama sepak bola yang gagal menyumbang medali.
Atletik menjadi kontributor emas terbanyak dengan sembilan medali. Menembak dan panahan menambah enam emas masing-masing, disusul wushu lima medali. Namun, sepak bola putra dan putri tetap menjadi perhatian karena capaian mereka jauh dari target.
Dampak Kegagalan Sepak Bola untuk Asian Games 2026
Tim sepak bola U-22 Indonesia, yang berstatus juara bertahan, tersingkir di fase grup SEA Games. Tim putri hanya sampai semifinal tanpa raihan medali. Kegagalan ini memunculkan pertimbangan serius dalam pengiriman tim ke Asian Games 2026.
Asian Games yang memiliki tingkat kompetisi lebih tinggi dibanding SEA Games, mengharuskan persiapan dan seleksi ketat. Jika melakukan pengiriman tanpa evaluasi, dapat berdampak negatif pada prestasi dan pengembangan jangka panjang.
Kebijakan dan Pelajaran dari Negara Maju Sepak Bola
Negara seperti Jepang dan Korea Selatan menjadikan Asian Games sebagai bagian dari pengembangan tim dan rotasi pemain, bukan sekadar pencitraan. Jepang menggunakan ajang ini untuk menguji kedalaman skuad dan menyusun strategi rotasi jika target tidak tercapai.
Korea Selatan lebih ketat dengan disiplin dalam penetapan target dan memberi konsekuensi bagi yang gagal, terutama terkait kewajiban militer. Pemain dipilih berdasarkan performa klub dan mental yang kuat.
Langkah Kemenpora ke Depan
Erick Thohir menegaskan perlunya analisis dan strategi cepat mengingat waktu persiapan Asian Games tinggal kurang dari sembilan bulan. Keputusan final terkait cabang olahraga dan atlet yang akan dikirim ditargetkan rampung awal tahun depan.
Kemenpora juga menekankan transparansi dalam proses seleksi dan penentuan target untuk menghindari ekspektasi yang tidak realistis dari publik. Evaluasi ini diharapkan menjadi dasar untuk perencanaan yang matang demi prestasi optimal di Asian Games 2026.
Daftar Poin Penting Evaluasi Kemenpora:
- Melakukan evaluasi cabor gagal emas pada SEA Games 2025.
- Fokus pada pembenahan timnas sepak bola setelah kegagalan total.
- Menyiapkan analisis mendalam pada minggu kedua Januari.
- Memastikan keputusan pengiriman kontingen diputuskan awal tahun depan.
- Mencontoh model pengelolaan tim dari Jepang dan Korea Selatan.
- Menjaga transparansi dan komunikasi dengan publik terkait kesiapan kontingen.
Langkah ini diharapkan menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperbaiki kualitas dan manajemen olahraga demi meraih prestasi maksimal di ajang multievent kontinental. Asian Games 2026 menjadi ujian penting bagi konsistensi pengembangan dan pembinaan olahraga nasional.





