Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Digelar Secepatnya
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan untuk mengadakan Muktamar ke-35 dalam waktu sesegera mungkin. Keputusan ini diambil melalui rapat konsultasi Syuriyah PBNU bersama Mustasyar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pada Kamis, akhir Desember.
Keputusan tersebut menegaskan bahwa pelaksanaan muktamar akan melibatkan Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf. Selain itu, para sesepuh serta pengasuh pesantren juga diikutsertakan dalam menentukan waktu, lokasi, dan kepanitiaan muktamar.
Rapat ini merupakan upaya untuk menyelesaikan konflik internal yang sejak beberapa waktu lalu mengemuka di PBNU. Persoalan bermula dari pemberhentian Gus Yahya oleh Rais ‘Aam yang menimbulkan penolakan dan eskalasi konflik berkepanjangan di internal NU.
Pemangku kepentingan NU, terutama Mustasyar dan para alim ulama, mengambil inisiatif menggelar sejumlah musyawarah sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk meredakan situasi. Agenda musyawarah itu diadakan secara berurutan di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Tebuireng, hingga puncaknya di Lirboyo pada tanggal 21 Desember.
Musyawarah Kubro di Lirboyo dihadiri oleh pengurus wilayah dan cabang NU dari seluruh Indonesia. Forum ini dijadikan momentum untuk mengkonsolidasikan kembali persatuan NU menjelang pelaksanaan muktamar.
Kehadiran Gus Yahya pada rapat tersebut berdasarkan undangan resmi dari Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH M. Anwar Manshur. Pertemuan ini menampilkan momen emosional, dimana Gus Yahya mencium tangan dan pipi sejumlah tokoh Mustasyar dan Rais Syuriyah, sebagai tanda penghormatan dan perdamaian.
Tokoh yang hadir dari jajaran Mustasyar meliputi KH Ma’ruf Amin, KH Anwar Manshur, KH Nurul Huda Djazuli, dan Prof Machasin. Sementara dari Rais Syuriyah hadir KH Abdullah Kafabihi Mahrus, KH Idris Hamid, serta beberapa ulama senior lainnya.
Selain itu, Katib Syuriyah juga turut hadir lengkap dalam pertemuan ini, antara lain KH Athoillah Sholahuddin Anwar dan KH Ahmad Nadhif Abdul Mujib. Kehadiran semua unsur tersebut menandai keseriusan NU untuk mengakhiri perpecahan dan segera menyelenggarakan muktamar.
Rapat di Lirboyo menjadi titik terang bagi seluruh kader dan elemen Nahdlatul Ulama untuk menyatukan langkah. Penetapan pelaksanaan muktamar secepatnya diharapkan dapat memperkuat stabilitas organisasi dan memperkokoh peran NU di tengah masyarakat.
Langkah ini menunjukkan komitmen pimpinan NU dalam menjaga keharmonisan dan kesinambungan perjuangan organisasi yang berpengaruh besar di Indonesia. Muktamar ke-35 akan menjadi momentum untuk merajut kembali kebersamaan sekaligus menentukan arah NU ke depan.
Baca selengkapnya di: nu.or.id