Gelandang Manchester City, Tijjani Reijnders, baru-baru ini memberikan klarifikasi terkait perbandingan dirinya dengan legenda klub, Kevin De Bruyne. Ia menegaskan bahwa gaya bermain dan peran yang dijalani cukup berbeda meskipun mendapat pujian luar biasa sejak debutnya.
Tijjani mengaku bahwa dirinya bukan pengganti atau versi baru De Bruyne. Ia menyatakan, “Saya sendiri sudah mengatakannya berkali-kali: Saya bukanlah De Bruyne yang baru.” Pernyataan ini sekaligus menghapus ekspektasi berlebihan yang kerap diarahkan kepadanya sejak awal karier bersama City.
Tijjani Reijnders Sebagai Gelandang Serba Bisa
Selain menolak perbandingan langsung, Tijjani juga memaparkan posisi ideal dan kekuatannya di lapangan. Ia menyebut dirinya sebagai gelandang nomor delapan yang berperan sebagai box-to-box, aktif membantu pertahanan hingga serangan. “Saya suka terlibat dalam membangun serangan dan di fase akhir,” ujarnya.
Kemampuan Tijjani untuk menempati posisi yang tepat di lini serang menjadi salah satu keunggulannya. Ia mengungkapkan, biasanya setiap pertandingan bisa mendapatkan minimal dua peluang emas untuk mencetak gol. Ini menunjukkan bahwa kekuatan utama Tijjani bukan hanya dalam distribusi bola tapi juga kemampuan mencetak gol.
Statistik dan Harapan di Manchester City
Meski belum mencetak gol sebanyak saat ia bermain di AC Milan, Tijjani tetap optimis. Ia mengatakan, “Saya yakin gol-gol akan datang lagi.” Kondisi ini menunjukkan adaptasi yang masih berjalan dan keyakinan pemain muda ini dalam meningkatkan kontribusinya.
Peran gelandang serba bisa seperti Tijjani dibutuhkan untuk mendukung taktik dinamis Manchester City, yang mengharuskan setiap pemain ofensif memiliki kemampuan bertahan dan menyerang secara simultan. Adaptasi pemain muda ini dinilai penting dalam memperkuat lini tengah tim.
Pentingnya Pengembangan Peran Individual
Komentar Tijjani menegaskan bahwa membandingkan pemain baru dengan figur legendaris tidak selalu relevan. Setiap pemain memiliki karakteristik dan keunggulan yang harus dikembangkan sesuai kekuatan masing-masing. Dalam sepak bola modern, fleksibilitas dan kemampuan bermain di berbagai posisi menjadi nilai tambah.
Sepak bola tidak hanya soal meniru sosok hebat sebelumnya, tetapi membangun identitas sendiri dan memberikan kontribusi yang unik bagi tim. Tijjani Reijnders menjadi contoh bagaimana pemain muda berupaya membentuk karier tanpa terbebani label pengganti pemain besar.
Dalam konteks pengembangan karier di Manchester City, pendekatan personal seperti yang diambil Tijjani penting agar performa dan kepercayaan diri terus meningkat, sehingga bisa menjadi bagian vital bagi skuat dalam jangka panjang.
Baca selengkapnya di: www.cnnindonesia.com




