
Miyase İlknur menulis tentang hubungan antara Polen Nihat dengan Rezan Epözdemir yang kini menjadi sorotan tajam publik dan media. Kedua tokoh ini diketahui terkait dalam praktik-praktik mencurigakan yang melibatkan jaringan hukum dan keuangan di Turki.
Kasus dan Dugaan Korupsi
Rezan Epözdemir terlibat dalam laporan MASAK yang mengungkap aliran dana mencurigakan dan transaksi palsu. Data menunjukkan adanya perpindahan aset berupa mobil mewah senilai 25 juta lira yang berpindah tangan beberapa kali dalam waktu singkat antara sopir Epözdemir dan seorang pengacara politik bernama Serkan Toper. Hal ini diduga merupakan skema pencucian uang dan penggambaran transaksi hukum yang tidak transparan.
Peran dan Kaitannya dengan Polen Nihat
Dalam kasus yang sama, Rezan Epözdemir sebenarnya bertindak sebagai kuasa hukum dari Nihat Özçelik, yang dikenal luas sebagai manipulatur bursa dengan julukan "Polen Nihat". Epözdemir menggunakan Serkan Toper sebagai "dublur" untuk menjaga reputasinya agar tidak tercemar. Pembayaran sebesar lima juta dolar dilakukan melalui jual beli kendaraan tersebut sebagai imbalan atas jasa hukum.
Pengaruh Terhadap Sistem Yudikatif
Bukti adanya suap kepada hakim dan jaksa juga ditemukan dalam berkas perkara. Meski hanya jaksa Cengiz Çallı yang ditahan, diduga masih banyak pejabat hukum lain yang terlibat dan menerima fasilitas seperti liburan dan makan malam mewah dari Epözdemir. Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai integritas sistem peradilan di Turki.
Dugaan Praktik Hitam dan Aliran Dana
Polen Nihat diduga menghubungkan berbagai jaringan kriminal, termasuk transaksi narkoba dan pencucian uang di pelabuhan-pelabuhan utama. Sumou Holding bahkan menjual lahan 57 hektar di sekitar Selat Bosphorus kepada Nihat Özçelik dengan nilai transaksi diperkirakan antara 50 hingga 65 juta dolar, meski lahan tersebut tidak memiliki izin pembangunan, yang menimbulkan dugaan tambahan pencucian uang.
Jaringan dan Pengawasan yang Lemah
Pertanyaan juga muncul mengenai keterlibatan sejumlah pejabat terkait pengawasan bisnis yang dijalankan Nihat Özçelik. Misalnya, Ketua SPK saat itu, Taşkesenlioğlu, dan beberapa anggota dewan seperti Ünsal Ban dan Abdurrahman Yılmaz belum mendapat tindakan hukum walaupun diduga memiliki peran dalam memfasilitasi proses hukum dan keuangan yang dipertanyakan.
Kasus ini memperlihatkan bagaimana jaringan hukum dan bisnis dapat saling menguatkan untuk melindungi tindakan-tindakan ilegal. Publik dan media terus menantikan perkembangan lebih lanjut dan investigasi mendalam untuk mengungkap inti dari hubungan dan aktivitas yang menghubungkan Polen Nihat dengan Rezan Epözdemir.
Baca selengkapnya di: www.cumhuriyet.com.tr




