Persib Bandung menutup tahun 2025 sebagai pemuncak klasemen Super League dengan koleksi 34 poin dari 15 pertandingan. Posisi ini semakin memperkuat peluang Persib untuk meraih gelar juara ketiga secara beruntun.
Sementara itu, situasi berbanding terbalik dialami Arema FC yang masih terpaku di peringkat ke-11 klasemen dan berjuang keras menjauh dari zona degradasi. Kesulitan yang dialami Arema menunjukkan jurang ketimpangan yang semakin melebar di kompetisi Liga tertinggi Indonesia.
Fenomena Liga Milik Satu Klub
Istilah "Liga Satu Klub" mengacu pada kondisi di mana sebuah liga menjadi tidak kompetitif karena satu tim mendominasi secara mutlak. Dalam skenario ini, peluang juara hanya dimiliki oleh satu klub sehingga persaingan menjadi minim.
Kondisi ini membuat kompetisi kehilangan daya tarik bagi klub lain dan penonton. Persib Bandung yang sejak musim sebelumnya tampil sangat dominan, memicu kekhawatiran liga Indonesia menuju arah tersebut.
Dominasi Persib dan Perbandingan dengan Liga Regional
Persib telah menjuarai Liga 1 dua musim beruntun, yakni musim 2023/24 dan 2024/25. Gelar pertama diraih melalui babak championship yang kini dihapus, sementara gelar kedua merupakan hasil kompetisi penuh. Dominasi ini disorot mirip dengan situasi di liga negara tetangga.
Sebagai contoh, liga di Malaysia dengan Johor Darul Ta’zim (JDT), Liga Thailand yang didominasi Buriram United, dan Liga Singapura oleh Lion City Sailors, kerap disebut kurang kompetitif karena satu tim terlalu kuat. Pola ini menimbulkan tantangan serius bagi kualitas kompetisi sepak bola domestik.
Kinerja Persib Musim Ini: Dari Terseok ke Puncak
Pada awal musim 2025/26, Persib sempat mengalami kesulitan dan terdampar di papan tengah. Namun mental juara yang ditunjukkan pemain seperti Thom Haye memberikan dampak besar dalam membalikkan keadaan.
Kenaikan performa tersebut membuat Persib mampu merangsek ke posisi puncak dan mempertahankan dominasinya hingga akhir tahun. Hal ini menunjukkan kesiapan klub dalam mengelola tekanan dan tantangan kompetisi.
Situasi Kontras Arema FC
Berbeda dengan Persib, Arema FC sedang menghadapi masa sulit. Klub asal Malang ini masih berjuang konsisten di papan tengah bawah klasemen. Posisi ke-11 menunjukkan tantangan besar yang harus diatasi agar tidak terjebak degradasi.
Kondisi ini menambah gambaran bahwa kompetisi semakin terkonsentrasi pada beberapa klub saja. Arema dan tim sejenis membutuhkan evaluasi dan upaya besar untuk kembali ke kompetitifitas maksimal.
Potensi Dampak Jangka Panjang
Dominasi satu klub yang terlalu kuat dapat mempengaruhi kemajuan sepak bola nasional. Dengan minimnya kompetisi sehat, klub lain sulit berkembang dan motivasi penonton bisa menurun. Hal ini berpotensi menghambat kemajuan liga secara keseluruhan.
Indonesia perlu mempertimbangkan langkah strategis demi menjaga keseimbangan kompetisi. Dengan demikian, persaingan yang kompetitif tetap terjaga dan semua klub memiliki peluang yang adil untuk bersaing hingga akhir musim.
Fakta Kunci Kompetisi Super League hingga Akhir Tahun
- Persib Bandung mengumpulkan 34 poin dari 15 pertandingan.
- Arema FC menempati posisi ke-11 dan belum mampu lepas dari papan bawah.
- Persib berpeluang meraih gelar juara tiga musim beruntun.
- Dominasi Persib menyerupai pola liga negara tetangga seperti JDT dan Buriram United.
- Liga Indonesia menghadapi risiko menjadi kompetisi yang tidak kompetitif.
Dominasi Persib sekaligus menjadi tantangan bagi internal Liga untuk menjaga kualitas serta keberlangsungan kompetisi yang sehat. Persaingan sesungguhnya harus tetap dinamis agar sepak bola Indonesia terus berkembang dan menarik perhatian.
Baca selengkapnya di: suryamalang.tribunnews.com




