Donald Trump mengakui bahwa ballroom mewah miliknya di lingkungan Gedung Putih kini jauh lebih besar dari yang pernah ia umumkan sebelumnya. Proyek ballroom ini mengalami perubahan besar baik dari sisi desain, fitur keamanan, hingga anggaran yang telah melampaui dua kali lipat dari rencana awal.
Ballroom yang semula dirancang sebagai ruang serbaguna kini menjadi bangunan berstandar tinggi dengan kaca antipeluru serta atap “drone-free.” Trump mengatakan fitur keamanan tersebut menjadi keharusan untuk mengantisipasi ancaman dalam acara kenegaraan, termasuk prosesi pelantikan presiden di masa mendatang. Menurut Trump dalam pertemuan resmi di Mar-a-Lago dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, ballroom ini “lebih besar dari yang dulu disebutkan” dan dinyatakan tetap berada “di bawah anggaran.”
Skala Pembangunan dan Biaya Fantastis
Ballroom baru tersebut diperkirakan memiliki luas 90.000 kaki persegi, jauh lebih luas dari Gedung Putih yang hanya sekitar 55.000 kaki persegi. Kapasitas ballroom mencapai 1.000 orang, melampaui ruangan terbesar di Gedung Putih saat ini, yaitu East Room yang hanya mampu menampung 200 orang.
Biaya renovasi yang awalnya ditetapkan sebesar $200 juta semakin melonjak hingga $400 juta pada bulan ini. Meski demikian, Trump bersikeras bahwa proyek tersebut masih “di bawah anggaran” jika dibandingkan renovasi besar lain seperti kantor pusat Federal Reserve. Ia menilai ballroom ini merupakan “fraksi kecil” dari biaya proyek serupa yang lain di ibu kota AS.
Berikut rincian fitur utama ballroom baru:
- Kaca antipeluru di seluruh sisi ruangan.
- Atap dengan sistem pengamanan anti-drone.
- Bangunan dua lantai dengan akses jalan penghubung ke kediaman utama presiden.
- Suite tamu, kantor eksekutif, serta area interpretatif yang lebih luas bagi pengunjung.
Polemik Hukum dan Proses Pembangunan
Proses perizinan ballroom mewah ini juga memicu kontroversi. Dokumen pemerintah yang diajukan di pengadilan memperlihatkan bahwa pembangunan dilakukan dengan proses percepatan, menuai gugatan hukum dari National Trust Preservation Committee. Mereka menuduh presiden menggunakan kewenangan berlebihan untuk mempercepat proyek ini tanpa melalui ulasan publik yang transparan.
Hakim Distrik AS, Richard Leon, telah menolak permintaan penghentian sementara pembangunan. Namun, ia menyatakan akan mempertimbangkan argumen lanjutan terkait kemungkinan pemberian perintah larangan jangka panjang terhadap proyek tersebut. Selama proses hukum dan pembangunan berlangsung, sebagian ruas jalan di sekitar Gedung Putih ditutup hingga proyek diperkirakan rampung pada akhir musim panas.
Sumber Dana dan Kontroversi Publik
Pembiayaan ballroom mewah tersebut bukan berasal dari anggaran publik, melainkan didukung langsung oleh Trump dan sekelompok miliarder pendukung. Di antara deretan penyokong dana terdapat nama-nama besar seperti Apple, Amazon, Microsoft, dan Palantir yang dikenal memiliki kontrak besar dengan pemerintah maupun kepentingan dalam deregulasi.
Publik Amerika dibuat terkejut dengan cepatnya perluasan proyek ini. Banyak pihak menilai ballroom tersebut hanyalah “vanity project” seorang presiden yang ingin meninggalkan jejak fisik di ibu kota, apalagi dengan pembongkaran mendadak East Wing Gedung Putih tahun ini. Namun, Trump berdalih bahwa rakyat Amerika telah menantikan ballroom Gedung Putih selama lebih dari 150 tahun.
Konsep Keamanan dan Tren Politik di AS
Pertumbuhan ballroom baru ini juga tidak lepas dari isu keamanan yang semakin menguat di AS. Insiden percobaan pembunuhan Trump dalam sebuah kampanye di Pennsylvania bulan lalu memperkuat alasan pembangunan ballroom dengan pengamanan ketat. “Bangunan ini indah, besar, dan sangat aman,” tegas Trump menanggapi kekhawatiran masyarakat.
Fakta bahwa ballroom anyar berada di atas lahan bekas East Wing, yang telah dihancurkan demi kelancaran proyek, makin memperkuat sentimen publik yang terbelah. Gugatan dari kelompok pelestari warisan budaya tetap akan bergulir di meja hijau, memperlihatkan dinamika antara ambisi pribadi dan kepentingan sejarah nasional.
Sementara itu, Trump terus memamerkan desain ballroom kepada publik dan membandingkan keunggulan proyeknya dengan pemborosan pada lembaga pemerintahan lain. Ia bahkan menyebutkan, “Kami menyumbang sebuah bangunan senilai kurang lebih $400 juta,” dalam perhelatan di Mar-a-Lago bulan Desember.
Polemik, transparansi pembiayaan, hingga tuntutan hukum menjadi bagian dari perjalanan proyek ballroom ini yang kini mendapat sorotan luas. Proyek Trump tidak hanya menghadirkan tanya soal kebutuhan dan estetika, tapi juga menyoroti standar baru keamanan dalam penyelenggaraan acara skala nasional di ibu kota Amerika Serikat.
Baca selengkapnya di: www.thedailybeast.com




