
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2025. Keputusan ini cukup mengejutkan pelaku pasar, mengingat mayoritas konsensus sebelumnya memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%.
Sinyal penahanan suku bunga ini menjadi langkah kehati-hatian BI di tengah ketidakpastian global, meskipun sejak awal tahun bank sentral telah melakukan pelonggaran moneter cukup agresif dengan menurunkan suku bunga sebanyak lima kali, total 125 basis poin.
Alasan BI Pertahankan BI Rate
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai faktor makroekonomi, terutama stabilitas nilai tukar rupiah dan kondisi inflasi yang tetap berada dalam target sasaran.
Ia juga menambahkan bahwa penahanan BI Rate merupakan langkah strategis untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah yang masih tertekan akibat ketidakpastian ekonomi global. Langkah ini dinilai penting untuk mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka menengah.
Suku Bunga Lain Tidak Berubah
Selain BI Rate, Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility di 3,75% dan suku bunga Lending Facility di 5,5%. Artinya, tidak ada perubahan suku bunga utama pada RDG bulan ini.
Meski demikian, Perry menegaskan bahwa BI tetap membuka ruang penurunan suku bunga lebih lanjut ke depan, seiring dengan evaluasi transmisi kebijakan moneter, perkembangan inflasi, serta stabilitas rupiah.
Pasar dan Analis Perkirakan Pemangkasan
Sebelumnya, proyeksi pasar yang dihimpun Bloomberg menunjukkan bahwa 34 analis memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga ke 4,5%. Bahkan, ekonom Bloomberg Economics, Tamara Mast Henderson, menilai ada kemungkinan besar BI mengambil langkah pelonggaran tambahan sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, keputusan BI menunjukkan kehati-hatian terhadap volatilitas eksternal yang masih tinggi, terutama dari ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global dan tekanan terhadap nilai tukar di negara berkembang.
Respons dan Arah Kebijakan Ke Depan
BI menegaskan akan terus mencermati efektivitas dari kebijakan pelonggaran yang telah diambil sepanjang 2025. Bank sentral juga akan menyesuaikan respons kebijakan berdasarkan perkembangan terbaru, termasuk prospek pertumbuhan ekonomi dan arah kebijakan bank sentral global.
Dengan tetap mempertahankan BI Rate di level 4,75%, Bank Indonesia menunjukkan komitmennya dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan upaya mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Bagi pasar dan pelaku ekonomi, langkah ini menandai pendekatan yang berhati-hati namun responsif terhadap dinamika ekonomi global yang terus berkembang.





