Zelenskiy Meluncurkan Upaya Baru Perdamaian dengan Turki
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy akan melakukan pertemuan penting di Turki pada hari Rabu untuk menghidupkan kembali negosiasi damai dengan Rusia. Ini merupakan langkah strategis terbaru di tengah eskalasi konflik yang telah berlangsung hampir empat tahun antara Kyiv dan Moskow.
Tidak ada pembicaraan langsung antara Ukraina dan Rusia sejak pertemuan terakhir di Istanbul pada Juli lalu. Namun, Zelenskiy menyatakan bahwa prioritas utama Ukraina adalah mengakhiri perang secepat mungkin. Ia akan berdiskusi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai cara mencapai "perdamaian yang adil" untuk negaranya.
Negosiasi dan Sikap Kremlin
Upaya perdamaian ini mendapat perhatian internasional, meskipun Rusia belum menunjukkan perubahan sikap atau menurunkan tuntutan utamanya. Kremlin menyatakan tidak akan ikut dalam perundingan di Turki, namun Presiden Vladimir Putin terbuka untuk dialog mengenai hasil diskusi yang akan berlangsung. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menambahkan tidak ada perkembangan baru terkait proposal perdamaian sejak pertemuan Putin dengan Trump di Alaska.
Sumber Ukraina mengungkapkan bahwa Kyiv mendapatkan "sinyal" tentang rencana perdamaian dari Amerika Serikat yang dikabarkan mencakup 28 poin. Namun, Ukraina tidak terlibat langsung dalam penyusunan proposal tersebut.
Delegasi Militer AS Kunjungi Kyiv
Sementara itu, pejabat tinggi militer Amerika Serikat, termasuk Sekretaris Angkatan Darat Dan Driscoll dan Kepala Staf Jenderal Randy George, sedang berada di Kyiv untuk misi pemantauan fakta. Mereka dijadwalkan bertemu dengan Zelenskiy pada hari Kamis guna membahas perkembangan terkini dan dukungan militer AS bagi Ukraina.
Turki, sebagai anggota NATO yang berperan sebagai mediator, menjadi tuan rumah pembicaraan damai penting ini. Sebelumnya, Turki pernah menggelar putaran pembicaraan di awal perang pada 2022, namun belum berhasil menghentikan konflik. Kini, upaya perdamaian kembali mendapat momentum meskipun tantangan tetap besar di lapangan.
Zelenskiy dan delegasi yakin bahwa diplomasi melalui pertemuan di Turki dapat mempercepat langkah mengakhiri peperangan dan membawa stabilitas di kawasan. Namun, perkembangan selanjutnya masih akan sangat bergantung pada respons Rusia dan dukungan internasional.
Baca selengkapnya di: www.reuters.com