Jim Cramer Puji Alphabet (GOOGL) sebagai Perusahaan Hebat, Apa Alasannya?

Shopee Flash Sale

Jim Cramer semakin optimis terhadap Alphabet Inc. (NASDAQ: GOOGL), induk Google, setelah beberapa kali membahas kinerja perusahaan ini. Ia menyoroti bisnis cloud Alphabet, dominasi platform YouTube, dan perkembangan bisnis komputasi kuantum yang dianggap sangat menjanjikan.

Dalam penampilannya baru-baru ini, Cramer mengungkapkan bahwa ia sempat menjual saham Alphabet karena kekhawatiran terhadap tindakan Departemen Kehakiman AS. Namun, setelah putusan pengadilan yang menguntungkan Alphabet, ia menyadari kekeliruannya dan memuji perusahaan tersebut. Ia berkata, “What a great company,” menegaskan bahwa dominasi Alphabet di pasar justru menjadi alasan kuat untuk kembali berinvestasi.

Cramer juga menyatakan bahwa keputusan pengadilan yang mendukung Alphabet sangat penting. Ia menilai bahwa kemenangan hukum ini memungkinkan Alphabet untuk terus bersaing dan berinovasi tanpa hambatan besar. Putusan tersebut ikut memastikan bahwa Apple mendapat ganti rugi besar, yang dianggap Cramer akan mendorong persaingan sehat antar perusahaan teknologi besar.

Selain menilai Alphabet sebagai perusahaan unggulan dalam komputasi kuantum, Cramer juga membandingkannya dengan IBM yang bergerak di bidang serupa. Menurutnya, kedua perusahaan tersebut menjadi pionir dalam teknologi mutakhir yang berpotensi mengubah masa depan industri teknologi secara global.

Meskipun demikian, beberapa analis menyarankan agar investor juga mempertimbangkan saham AI lain yang mungkin menawarkan potensi pengembalian lebih tinggi dan risiko downside yang lebih kecil. Untuk yang tertarik, tersedia laporan gratis mengenai pilihan saham AI jangka pendek terbaik saat ini.

Jim Cramer secara jelas menegaskan bahwa Alphabet bukan hanya pemain dominan di sektor teknologi, tetapi juga perusahaan yang memiliki fondasi kuat untuk pertumbuhan jangka panjang. Sikap bullish Cramer terhadap Alphabet menambah kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan ini di tengah persaingan ketat industri teknologi.

Baca selengkapnya di: finance.yahoo.com

Berita Terkait

Back to top button